ASIATODAY.ID, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan pertumbuhan ekonomi beberapa mitra dagang Indonesia pada triwulan I 2020 banyak mengalami kontraksi. Hal itu lantaran negara-negara mitra menerapkan pemberlakuan pembatasan aktivitas atau lockdown.
“Saya memulai dengan beberapa catatan peristiwa yang mulai selama triwulan I 2020, kalau kita lihat berbagai prediksi perekonomian global pada triwulan I 2020 ini, diperkirakan akan mengalami kontraksi karena terjadinya penyebaran virus corona yang bermula dari Wuhan pada Desember 2019,” terang kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Selasa (5/5/2020).
Menurut Suhariyanto, akibat kontraksi ekonomi, dalam triwulan I 2020 ini berbagai harga komoditas di pasar internasional mengalami penurunan. Seperti komoditas tambang nikel dan mineral lainnya di pasar internasional pada triwulan I 2020 mengalami penurunan jika bandingkan dengan triwulan ke IV tahun 2019 atau triwulan I 2019.
Sebaliknya, harga komoditas lain seperti sawit dan gula juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan kuartal ke IV 2019 dan kuartal I 2019 secara YoY.
Suhariyanto mencontohkan, negara mitra dagang Indonesia yang mengalami kontraksil seperti yang terjadi di China.
“China merupakan negara tujuan utama ekspor indonesia, pada triwulan I 2019 (ekonomi) masih tumbuh 6,4 persen, tetapi pada triwulan 1 2020 ini mengalami kontraksi yang dalam yaitu minus 6,8 persen,” jelasnya.
Sedangkan Amerika Serikat (AS) yang menjadi tujuan utama ekspor kedua juga mengalami tekanan. Pada triwulan I 2019, ekonomi AS masih tumbuh 2,7 persen tetapi pada triwulan I 2020 hanya 0,3 persen.
Demikian juga dengan Singapura, yang pada triwulan I 2020 ini ekonominya tumbuh minus 2,2 persen, kemudian Korea Selatan (Korsel) melambat tipis dari 1,7 persen ke 1,3 persen.
“Vietnam pertumbuhan ekonomi juga tertekan dalam dari 6,8 persen pada triwulan I 2019 sekarang tinggal 3,8 persen (triwulan I 2020). Hongkong, karena Covid-19 mulai demonstrasi di sana, pada triwulan I ini mengalami minus 8,9 persen. Sementara Uni Eropa, tolak ekspor kita itu ekonmi tumbuh 11,5 persen pada triwulan I tahun lalu kini terkontraksi 2,7 persen,” tandas Suhariyanto. (ATN)
Discussion about this post