ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia memainkan peran penting dalam mengakselerasi Ekonomi Syariah di tengah risiko pelemahan ekonomi global.
Terobosan ini dipandang sebagai solusi jitu dalam memperkuat keuangan dan ekonomi nasional.
Demikian diungkapkan Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin melalui keterangan tertulisnya yang diterima Sabtu (7/3/2020).
Merujuk Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2020 tentang Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), disebutkan bahwa ruang lingkup ekonomi dan keuangan syariah meliputi pengembangan industri produk halal, industri keuangan syariah, dana sosial syariah, dan perluasan kegiatan usaha syariah.
“Sekarang waktu yang tepat untuk memperkuat ekonomi syariah diberbagai sasaran seperti pengembangan industri halal, pariwisata halal, kemudian juga sektor barang. Karena itu kita dorong kawasan industri halal, kemudian industri keuangan, kita perkuat tak hanya keuangan besar atau perbankan besar tetapi juga keuangan mikro,” jelas wapres.
Selain itu, pemerintah juga akan mengembangkan bank wakaf mikro di pesantren di berbagai daerah dan koperasi syariah atau baitu mal wattamwil (BMT) untuk menghidupkan UMKM di daerah.
Untuk mendukung pengembangan industri halal nasional tersebut, Wapres Ma’ruf membeberkan rencana kegiatan bisnis dalam kerangka ISEF (Indonesia Sharia Economic Festival) yang dikoordinasikan Bank Indonesia, pada tanggal 28 hingga 31 Oktober 2020. Kegiatan ini terdiri dari pameran, business forum, showcases, workshops, dan network forum.
“Bersama para gubernur, nanti kita akan mengadakan pertemuan untuk mempersiapkan ISEF yang disponsori oleh Bank Indonesia yaitu Indonesia Sharia Economy Festival, kemudian juga akan ada event-event sebelumnya di daerah-daerah, di Jawa Timur, Sumatera, NTB tentang bagaimana kita mengembangkan ekonomi syariah. Itu yang untuk mengembangkan dalam negeri,” urainya.
Sementara itu, untuk kegiatan promosi ke luar negeri, pemerintah akan menyelenggarakan Halal Industries Summit 2020 (HIS 2020) yang rencananya digelar pada tanggal 1-2 November 2020, di Jakarta Convention Center.
“Kita ingin memasarkan produk, baik jasa, barang, atau wisata ke luar negeri, kita lakukan HIS (Halal Industrial Summit) yang bersambung dengan ISEF. Kalau ISEF 27 Oktober sampai akhir Oktober. Tanggal 1 langsung HIS yang dihadiri oleh banyak negara, untuk keperluan negara, bahkan kepala negara luar negeri,” jelasnya.
“Kalau ISEF itu umat to umat, business to business. Kalau HIS ini government to government, supaya kita bisa memasarkan bahkan ke negara-negara nontradisional,” tandasnya. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post