ASIATODAY.ID, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat performa ekspor Indonesia selama Juni 2019 menurun hingga 20,54 persen secara month to month bila dibandingkan dengan Mei 2019. Sedangkan dibandingkan tahun lalu atau year on year, kinerja ekspor melorot 8,57 persen.
“Ekspor sepanjang Juni hanya mencapai US$ 11,78 miliar, sedangkan pada Mei 2019, capaian ekspor tercatat US$ 14,8 miliar,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam pemaparan di kantornya di Jakarta, Senin (15/7/2019).
Menurut dia, performa ekspor ini dipengaruhi cuti bersama yang cukup panjang selama 9 hari pada Lebaran lalu. Hal itu terpotret dari dokumen-dokumen ekspor yang keluar tak sebanyak pada bulan sebelumnya.
Dari sisi volume kata dia, kinerja ekspor Indonesia sepanjang Juni 2019 juga mengalami kemelorotan. Tercatat penurunan volume ekspor menyusut 19,61 persen secara month to month. Merosotnya kinerja ekspor disebabkan oleh penurunan volume ekspor non-migas sebesar 18,83 persen dan migs mencapai 36,29 persen. Sedangkan secara year on year, volume ekspor menurun 6,15 persen.
“Melorotnya volume ekspor dipengaruhi oleh menurunnya harga komoditas seperti batu bara, sawit, seng, besi, dan tembaga. Batu bara misalnya, menurun 15 persen harganya,” terangnya.
Di sisi lain, penurunan performa juga terpukul oleh melorotnya harga minyak mentah Indonesia atau ICP di pasar dunia. Sepanjang Juni, harga ICP hanya US$ 61 per barel. Sedangkan Mei sebelumnya, harga ICP menyentuh 68,07 per barel.
Secara kumulatif, komposisi ekspor masih dikuasai oleh non-migas. Ekspor non-migas hingga saat ini tercatat mencapai 93,67 persen.
Suhariyanto memaparkan, ekspor non-migas pada Juni 2019 terbesar ialah ke Cina dengan total capaian US$ 1,82 milar, selanjutnya ke Amerika Serikat sebesar US$ 1,08 miliar, dan ke Jepang mencapai US$ 1,02 miliar.
Berdasarkan provinsinya, ekspor terbesar berasal dari Jawa Barat dengan produk impor berupa kendaraan, mesin, dan perangkat listrik dengan total US$ 14,5 miliar. Disusul Jawa Timur dan Kalimantan Timur dengan total ekspor masing-masing US$ 9,24 miliar dan US$ 8,35 milar. (MJ/AT)
Discussion about this post