ASIATODAY.ID, JAKARTA – Delegasi EU-ASEAN Business Council (EU-ABC) menemui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto awal Agustus lalu.
Pertemuan ini membahas kerja sama ekonomi bilateral Indonesia-Uni Eropa, outlook perkembangan ekonomi Indonesia, dan kemudahan berbisnis dan investasi di Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut juga disampaikan bahwa Indonesia dan Uni Eropa merupakan mitra bisnis yang strategis yang ditandai dengan trend surplus nilai perdagangan Indonesia dalam 5 tahun berturut-turut (2018-2022) dan peningkatan nilai Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 87% untuk periode kuartal pertama tahun 2023 (yoy). Kinerja perekonomian nasional pun sudah on the right track dimana pertumbuhan ekonomi mencapai 5.03% di Q1 dengan proyeksi sebesar 5.2% hingga 5.3% di 2023 dan 5.4% di 2024.
Delegasi EU-ABC mengapresiasi peran strategis Indonesia dalam dunia internasional dan juga mengapresiasi iklim investasi Indonesia yang semakin baik dalam pembangunan di masa mendatang.
Di sisi lain, Delegasi EU-ABC menyampaikan dukungannya untuk percepatan penyelesaian IEU-CEPA untuk lebih meningkatkan kerja sama perdagangan, investasi, dan industri kedua pihak.
“Selain pentingnya penyelesaian IEU-CEPA, kami juga memiliki concern terhadap kebijakan terkait deforestasi yang baru-baru ini sudah diimplementasi oleh Komisi Eropa. Harapannya kebijakan EU Deforestation Regulation (EUDR) tidak akan menjadi hambatan bagi perdagangan komoditas perkebunan Indonesia ke depannya,” ujar Ketua Delegasi EU-ABC.
Terkait kebijakan UE tersebut, Menko Airlangga menyampaikan rencana pelaksanaan pertemuan Joint Task Force oleh Indonesia, Malaysia dan Uni Eropa dalam waktu dekat. Forum tersebut merupakan salah satu aksi tindak lanjut dari kunjungan Joint Mission Indonesia dan Malaysia ke Brussels, Belgia akhir Mei 2023 lalu.
Selain itu, pertemuan tersebut juga turut membahas isu-isu lain seperti sektor Kesehatan atau pharmaceutical dan logistik nasional, roadmap ekonomi digital nasional dan kawasan melalui Digital Economic Framework Agreement/DEFA, serta perkembangan kebijakan Neraca Komoditas yang saat ini sedang dalam tahap pembahasan revisi aturan Peraturan Presiden No. 32 Tahun 2022 tentang Neraca Komoditas serta pemanfaatan bonus demografi Indonesia dalam percepat upaya pencapaian menuju High Income Country dan menghindari Middle Income Trap.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut diantaranya yakni Staf Khusus Menko Perekonomian, Tim Khusus Menko Perekonomian, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah Kemenko Perekonomian, serta perwakilan delegasi bisnis Eropa yang beroperasi di Indonesia dan kawasan ASEAN seperti BASF, Bayer, Danone, Friesland Campina, Michelin dan sejumlah investor terkemuka lainnya. (AT Network)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post