ASIATODAY.ID, JAKARTA – Industri fesyen muslim di Indonesia diam-diam bergerak maju dan menunjukkan pertumbuhan positif dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini ditandai dengan peningkatan kinerja ekspornya dan kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor fesyen pada periode Januari-Juni 2019 mencapai USD6,62 miliar atau setara Rp93,2 triliun (kurs Rp14.089 per USD), yang terdiri dari USD4,06 miliar ekspor pakaian jadi, serta USD2,56 miliar ekspor kulit, produk kulit dan alas kaki.
Sementara itu, pada triwulan I tahun 2019, sektor industri fesyen tumbuh hingga 23,21 persen.
“Hal ini menunjukkan bahwa industri fesyen kita memiliki kinerja dan daya saing yang gemilang,” terang Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih melalui keterangan resminya, Selasa (17/9/2019).
Menurut Gati, potensi industri fesyen muslim yang dimiliki Indonesia diperkuat dengan keberagaman budaya dan dukungan industri tekstil sebagai pemasok bahan baku.
“Posisi Indonesia semakin diakui dunia dengan hadirnya para desainer pada berbagai event internasional menampilkan karya busana muslimnya,” jelasnya.
Selain itu, Indonesia merupakan salah satu negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Populasi umat muslim Indonesia mencapai 88 persen dari jumlah penduduk dan diproyeksikan pada 2030 jumlah penduduk muslim Indonesia mencapai 283,83 juta jiwa.
“Kondisi tersebut dinilai akan meningkatkan jumlah kebutuhan fesyen muslim nasional,” terangnya.
Berdasarkan data State of the Global Islamic Economic 2018-2019, konsumsi fesyen muslim Indonesia mencapai USD20 miliar, sementara konsumsi fesyen muslim dunia mencapai USD270 miliar.
“Ini merupakan peluang pasar yang besar yang bisa digarap oleh industri fesyen muslim dalam negeri,” tandasnya. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post