ASIATODAY.ID, JAKARTA – Tidak banyak yang tau, ternyata Anggrek jenis Cymbidium dan Paphiopedilum yang tumbuh subur di Indonesia ternyata memiliki nilai ekonomi tinggi di pasar dunia.
Sepanjang 2019, nilai ekspor anggrek mencapai USD176 juta atau Rp2,49 triliun dengan tujuan ekspor Amerika Serikat (AS), Jepang, Belanda, Korea Selatan, Australia, Vietnam, Kanada, Britania, Brasil dan Jerman.
Kepala Badan Penelitian Pertanian (Balitbangtan) Fadjry Djufry mengatakan bahwa potensi anggrek yang dikembangkan di dalam negeri perlu terus dimaksimalkan dalam skala komersial.
Ketersediaan spesiesnya terdiri dari paphiopedilum kolopakingii, paphiopedilum gigantifolium cymbidium chloratum, cymbidium finlaysonianum, cymbidium ensifolium, cymbidium hartinahianum, hingga cymbidium biflorum.
Menurut Fadjry, pihaknya selaku lembaga penghasil inovasi pertanian terus berkontribusi aktif dalam pengembangan inovasi baru anggrek Cymbidium dan Paphiopedilum.
Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) bahkan telah memproduksi varietas unggul anggrek dari hasil perakitan varietas dengan menggunakan sumber daya genetik yang tersedia, serta teknik perbanyakan massal melalui teknik kultur jaringan dan inovasi budidaya skala industri.
“Balitbangtan telah lama melakukan penelitian terhadap berbagai spesies tanaman anggrek,” kata Fadjry melalui keterangan tertulisnya, Kamis (18/6/2020).
Sejauh ini, 43 ribu spesies anggrek di Indonesia telah diidentifikasi. Keanekaragaman anggrek spesies di Indonesia ini juga menjadi potensi sebagai induk silangan dan memungkinkan munculnya temuan anggrek varietas-varietas baru.
“Diharapkan, hasil penelitian Balitbangtan ini bukan saja akan semakin memperkaya dan menambah keanekaragaman hayati anggrek di Indonesia, tetapi juga akan memberi keunggulan komparatif tersendiri atas komoditas anggrek indonesia yang bernilai ekonomis,” terangnya.
Peneliti Balitbangtan, Sri Rianawati mengatakan pada 2019 Balitbangtan telah melepas tiga varietas Paphiopedilum dan lima varietas Cymbidium. Tiga varietas Paphiopedilum tersebut terdiri dari Mauredi Agrihorti, Tonsina Agrihorti, dan Rupini Agrihorti.
Sementara varietas Cymbidium yang merupakan hybrid cymbidium terdiri dari Himucoda Agrihorti, Jenar Agrihorti, Tortilla Agrihorti, Mierra Agrihorti, dan Amara Agrihorti. Varietas-varietas tersebut memiliki keunggulan masing-masing terutama dari corak bunga dan ketegaran tanaman.
Kepala Balithi Rudy Soehendi menambahkan langkah tepat perlu dilakukan agar dapat menembus pasar internasional dengan tingkat persaingan yang sangat ketat. Strategi bisa dilakukan dengan penyediaan varietas unggul baru (VUB), benih anggrek bermutu, dan teknologi budidaya inovatif.
“Sehingga dapat menghasilkan produk yang berdaya saing dan diterima di kancah Internasional,” imbuhnya. (ATN)
Discussion about this post