ASIATODAY.ID, JAKARTA – DigiAsia Bios memandang Fintech kini menjadi alternatif pendanaan yang menggabungkan akses keuangan dengan teknologi digital selain lembaga keuangan konvensional.
Bahkan bisnis fintech dan industri perbankan konvensional bersaing pasar di sektor keuangan. Sebab, kedua industri ini sama-sama dalam mencari keuntungan melalui nasabah. Padahal, jika dilihat dari skema bisnis yang dijalankan, kedua industri ini saling membutuhkan satu sama lain.
“Hubungan antara perusahaan fintech dan perbankan sangatlah erat. Jika misalnya bank mau menyalurkan kredit, mereka bisa ajak kerja sama fintech, terutama di kota-kota kecil dimana bank tersebut tidak memiliki cabang,” ujar Chief of Executive Officer DigiAsia Bios Hermansjah Haryono di Jakarta, dikutip dari keterangan resminya, Kamis (22/8/2019).
Menurutnya, perusahaan fintech sangat membantu bank konvensional dalam meningkatkan akses keuangan hingga ke pelosok-pelosok daerah. Apalagi, fintech hanya membutuhkan teknologi dan jaringan internet untuk bisa menjangkau masyarakat di area tersebut.
“Sedangkan, bank konvensional harus punya kantor cabang dan pegawai di daerah tersebut. Jadi, kedua industri ini hubungannya saling menguntungkan. Fintech sebagai perpanjangan tangan bank konvensional di daerah,” jelas Herman.
Herman menambahkan fintech juga membutuhkan bank konvensional untuk menyimpan uang nasabah. Saat ini, DigiAsia Bios tengah menjajaki kerja sama dengan bank-bank daerah serta perusahaan-perusahaan besar yang memiliki jaringan hingga ke pelosok-pelosok.
“DigiAsia sebagai fintech yang memiliki strategi bisnis Business to Business to Customer atau B2B2C merasa peluang di industri fintech masih sangat besar, apalagi di daerah-daerah. Jadi, pasarnya masih sangat luas. Padahal, lebih banyak daerah yang membutuhkan akses finansial melalui pemain di bisnis fintech ini,” tandasnya. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post