ASIATODAY.ID, JAKARTA – Negara Malaysia menjadi salah satu mitra dagang utama Indonesia di Asia Tenggara dengan nilai perdagangan mencapai USD17,87 miliar.
Sebagai negara tetangga yang sangat dekat dengan Indonesia dan memiliki banyak kesamaan budaya, Malaysia masih menyimpan banyak potensi sebagai pasar trade, tourism, and investment.
Untuk memperkuat kemitraan kedua negara, KJRI Johor Bahru pun menyelenggarakan kegiatan Business Meeting and Networking 2019 untuk meningkatkan peluang kerja sama perdagangan, pariwisata dan investasi.
Forum ini mempertemukan sekitar 45 pelaku usaha Indonesia dari sektor perkebunan (kopi, cokelat buah tropis, kelapa, dan produk agrobisnis lainnya), serta furnitur dengan pelaku usaha Malaysia yang tergabung dalam Johor Bahru Chamber of Commerce and Industry (JBCCI), International Entrepreneur Chamber (IEC), Koperasi Melayu Pasir Gudang (KMPG), Pengusaha Nusantara Johor, dan masih banyak lagi.
Kegiatan ini dibuka oleh oleh Konsul Jenderal RI Johor Bahru, serta menghadirkan Direktur Asia Tenggara dan Sekretaris Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) sebagai narasumber.
Konjen RI Johor Bahru Sunarko mendoromg agar para pelaku usaha dari Indonesia dan Malaysia untuk terus meningkatkan jejaring dan kerja sama guna mengoptimalkan peluang bisnis yang masih sangat potensial di kedua negara.
“Indonesia dan Malaysia, khususnya Johor dan Kepulauan Riau, diuntungkan dengan kedekatan secara geografis. Hal ini memudahkan bagi kedua wilayah untuk terus meningkatkan people-to-people contact dan konektivitas bisnis dan dunia usaha,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (19/92019).
Direktur Asia Tenggara Kemenlu Denny Abdi menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus meningkatkan iklim usaha dan investasi yang lebih baik.
“Kami memberi perhatian khusus kepada para pelaku usaha sebagai mitra pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan dan kehidupan yang layak bagi masayarakat,” imbuhnya.
Terkait hal ini, Perwakilan RI di luar negeri memiliki kewajiban untuk menjalankan peran sebagai agent of business guna membantu memfasilitasi akses pasar bagi kalangan pelaku usaha nasional dan mempromosikan produk-produk unggulan Indonesia.
Sekretaris Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kemenlu Rossy Verona menyampaikan bahwa kegiatan Business Meeting and Networking 2019 juga dimaksudkan untuk menjaring para pelaku usaha di wilayah kerja KJRI Johor Bahru untuk berpartisipasi pada Trade Expo Indonesia ke-34 yang akan diselenggarakan pada 16-20 Oktober 2019, di ICE-BSD, Tangerang, Indonesia.
“Banyak sekali perusahaan-perusahaan Indonesia di sektor perikanan/seafood yang akan berpartisipasi pada TEI ke-34, dan ini merupakan kesempatan emas bagi pelaku usaha di Malaysia untuk mencari mitra dagang di Indonesia,” jelasnya.
Salah satu pelaku usaha dari KMPG mengatakan, masih banyak potensi dan peluang bisnis antara Indonesia dengan Johor.
“Kami ingin mengimpor aneka keripik, singkong, nangka, bayam, dan lain-lain, karena di sini pasarnya masih cukup besar. Tapi kami kesulitan menemukan supplier yang dapat secara konsisten menyediakan dalam jumlah banyak. Kebanyakan yang kami temui adalah industri rumahan,” tambahnya.
Sementara itu, salah satu pelaku usaha Indonesia di bidang furnitur, PT Gayatri Tanjung Galeri memperoleh kontrak pembelian furnitur senilai 532 ribu ringgit Malaysia (sekitar Rp1,8 miliar). PT Gayatri Tanjung Galeri telah beberapa kali berpartisipasi pada kegiatan serupa yang difasilitasi oleh Kemenlu di luar negeri seperti di Kamboja pada Maret 2019 dengan transaksi mencapai USD10 juta dan mendirikan showroom di Kamboja. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post