ASIATODAY.ID, JAKARTA – Industri pariwisata di Asia Tenggara (ASEAN) kian menunjukkan kebangkitan.
Untuk pertama kalinya, Thailand telah membuka kunjungan wisatawan dari seluruh dunia. Hal itu bisa terlaksana lewat program tinggal lama, Visa Turis Khusus (STV) yang baru diubah.
Demikian diungkapkan juru bicara pemerintah Thailand, Rachada Dhnadirek, dikutip dari Bangkok Post, Sabtu (12/12/2020).
Meski demikian, para wisatawan masih harus mematuhi karantina wajib 14 hari di Thailand.
Kebijakan yang terbilang liberal itu mewakili pemerintah yang berbalik arah dan dirancang untuk mendongkrak industri pariwisata Thailnad yang sedang sakit.
STV sebelumnya hanya disediakan untuk orang-orang dari negara-negara berisiko rendah. Namun, kondisi ketat itu disalahkan, karena rendahnya jumlah wisatawan yang memanfaatkan program tersebut, hanya 825 orang dari 29 negara dan hanya enam yacht mewah yang menggunakannya.
Rachada mengatakan, kabinet juga telah memutuskan untuk memperpanjang masa tinggal bagi pengunjung kapal pesiar yang memegang STV selama 30 hari lagi atau total 60 hari.
Sementara itu, Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha bersikeras bahwa Thailand tidak mengalami gelombang kedua pandemi atau menghadapi tantangan penyebar super, seperti yang dikabarkan.
Yang benar adalah bahwa sekelompok kecil orang Thailand yang terinfeksi secara ilegal menyelinap kembali ke negara itu dan mengunjungi tempat-tempat di Thailand, yang hanya mendorong pemeriksaan rutin, apakah mereka telah menginfeksi orang lain, katanya.
Sementara itu, Dr Chakrarat Pittayawonganon, dari Departemen Pengendalian Penyakit, mengungkapkan bahwa diantara mereka yang sekarang dirawat karena Covid-19 adalah empat petugas kesehatan yang terinfeksi di fasilitas karantina negara alternatif dan rumah sakit swasta di Bangkok.
Infeksi yang dialami mereka mendorong penyelidikan tentang bagaimana petugas kesehatan bisa tertular virus. Belum diketahui, apakah itu kesalahan mereka sendiri atau ada penyebab lain.
Otoritas kesehatan mencatat 19 kasus infeksi Covid-19 baru, salah satunya adalah seorang pria di provinsi utara Chiang Rai. Dengan demikian, pria itu menjadi orang ke-39 yang tertular virus di sebuah tempat hiburan di kota perbatasan Tachileik, Myanmar.
Pasien Chiang Rai adalah warga negara Thailand terbaru yang tertular Covid-19 di luar negeri sebelum menyelinap kembali ke negara itu secara ilegal, kata Dr Chakrarat, dan tidak menunjukkan gejala.
Sementara itu, Universitas Thammasat telah membatalkan pertandingan sepak bola tradisional ke-75 dengan Universitas Chulalongkorn. Alasannya, mereka khawatir atas pandemi corona Covid-19 tersebut.
Thailand salah satu negara di Asia yang paling terpukul secara ekonomi akibat Covid-19. Sejak menutup negara itu bagi turis asing pada Maret 2020, ternyata tindakan tersebut justru menghancurkan industri pariwisatanya. (ATN)
Discussion about this post