ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menyatakan Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) di Kilang Cilacap, Jawa Tengah, telah rampung dan dapat beroperasi penuh.
Dengan selesainya proyek yang diinisiasi sejak 2015 ini, Pertamina berharap dapat mengurangi impor bahan baku khususnya Pertamax.
Pasalnya, hadirnya Kilang ini kapasitas produksi bulanan Pertamax di Kilang Cilacap naik 66,8 persen dari sekitar 1 juta barel menjadi 1,668 juta barel per bulan.
“Hal ini berdampak positif pada cadangan devisa negara dan bahkan berkontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto Indonesia sebesar 0,12 persen,” ujar Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ignatius Tallulembang, dikutip dari keterangan resmi, Jumat (26/7/2019).
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia, khususnya di sektor minyak dan gas (migas), memang masih defisit. Sepanjang paruh pertama tahun ini defisit mencapai US$4,78 miliar atau turun 14,9 persen dari periode yang sama tahun lalu yang defisitnya mencapai US$5,62 miliar.
Selain dapat menekan impor, produk yang dihasilkan oleh PLBC Kilang Cilacap juga memiliki kualitas yang sesuai dengan standar EURO 4. Sebagai catatan, EURO 4 merupakan standar mutu gas buang kendaraan yang ditetapkan oleh negara-negara Uni Eropa untuk menjaga kualitas udara.
Semakin tinggi standar EURO yang ditetapkan maka semakin kecil batas kandungan karbondioksida, sulfur dan partikel yang berdampak negatif pada manusia dan lingkungan.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung program ini hingga bisa selesai dan memberikan dampak luar biasa untuk negara dan masyarakat,” terang Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
Menurut Nicke, perseroan memiliki tiga program utama dalam pengembangan kilang ke depannya. Pertama, meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan oleh kilang sehingga menjawab isu lingkungan.
Kedua, meningkatkan kapasitas kilang. Ketiga, pengembangan untuk sektor petrokimia.
Untuk diketahui, Kilang Cilacap merupakan salah satu kilang besar perseroan dengan kapasitas operasi 348 ribu barel per hari (bph) atau sekitar 33,4 persen dari total kapasitas kilang nasional. Proyek tersebut menelan investasi US$392 juta dan melibatkan sekitar 2.500 tenaga pekerja, dengan 70 persen di antaranya adalah berasal dari Cilacap. (Lis/AT)
,’;\;\’\’
Discussion about this post