ASIATODAY.ID, JAKARTA – Geo ekonomi global mengalami perubahan akibat pandemi Covid-19 dan Asia diproyeksikan akan menjadi episentrum baru ekonomi global.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memandang, sumber dan potensi ekonomi global akan bergeser dari negara-negara di kawasan Eropa dan Amerika Serikat (AS) ke Asia seperti China, India. Ditambah sejumlah negara di bagian selatan, termasuk di dalamnya Afrika Selatan.
“Pertumbuhan ekonomi yang terjadi di China, India, Asia Selatan serta Asia akan tetap masif dan Eropa, Amerika Serikat, mungkin akan mengalami tekanan,” terang Erick Thohir dalam diskusi virtual, yang dikutip Rabu (16/9/2020).
Dengan perubahan geo ekonomi ini, Erick optimistis ekonomi Indonesia akan bangkit dari keterpurukan akibat pandrmi Covid-19. Hal ini dikarenakan ekonomi Indonesia bersiap menjadi terbesar kelima di Indonesia
“Kemarin ada seseorang pengamat yang mengatakan kita dibandingkan negara di dunia, kita bisa dibilang dalam kondisi yang optimis. Ada beberapa negara yang lebih baik dari kita, lihat perekonomian Taiwan, Korea Selatan, Finlandia serta Norwegia yang mana Indonesia juga masuk dalam ekonomi yang cukup kuat,” jelasnya.
Lebih jauh Erick memaparkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik dibandingkan negara G20 lainnya. Hal ini seiring prediksi beberapa lembaga keuangan negara yang memproyeksikan ekonomi Indonesia akan kuat.
“Kalau dilihat juga dari pertumbuhan ekonomi Indonesia dibandingkan negara G-20 seperti India, Perancis, Inggris, kita lebih baik. Makanya keputusan Presiden Jokowi untuk tidak lockdown adalah keputusan yang tepat karena itu juga bisa dibandingkan dengan negara di Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia trendnya cukup membaik,” imbuh Erick.
Senada dengan Erick, sebelumnya konglomerat Jepang yang tak lain CEO Uniqlo dan Fast Retailing Co. Tadashi Yanai, dalam wawancaranya dengan The Sankei Shimbun dan JAPAN Forward mengungkapkan optimisme serupa. Ia optimistis Asia akan menjadi kekuatan ekonomi dunia pasca pandemi Covid-19.
Ia bahkan menepis kekhawatiran atas perpecahan dunia akibat dampak dari pandemi yang saat ini melanda dunia.
Menurut Yanai, hubungan manusia dengan dunia bahkan akan lebih penting dari sebelum adanya pandemi Covid-19.
Dengan munculnya masyarakat yang memiliki informasi super cepat, Yanai turut mendorong anak muda, khususnya di Jepang untuk mengubah krisis menjadi sebuah peluang dan terus menyemangati mereka untuk menghadapi dunia dengan semangat kewirausahaan.
“Orang-orang di seluruh dunia takut bahwa mereka juga akan meninggal karena infeksi virus corona. Menurut saya, mereka juga bertanya-tanya apa yang sudah mereka lakukan, terutama di kalangan anak muda dengan masa depan yang menjanjikan,” imbuhnya.
Yanai memandang, setiap orang kembali ke starting point mereka masing-masing karena pandemi ini. Momentum itulah yang tepat untuk memberikan kontribusi.
“Setiap orang telah kembali ke starting point. Dan saya rasa mereka akan mulai memutar otak untuk memikirkan bagaimana mereka dapat menggunakan bisnis dan profesinya untuk berkontribusi kepada masyarakat luas,” imbuhnya. (ATN)
Discussion about this post