ASIATODAY.ID, JAKARTA – Raja Belanda Willem-Alexander mengajak Pemerintah dan pelaku bisnis di Indonesia untuk membangun kekuatan ekonomi bersama dalam rangka menghadapi tantangan global di masa kini dan masa depan.
Sang raja mengungkapkan hal itu dalam Resepsi Bisnis di Shangri-la Hotel, Jakarta, Selasa malam (10/3/2020).
Untuk mewujudkan itu, Raja Belanda yang datang ke Indonesia bersama Ratu Belanda Maxima Zorreguieta Cerruti juga turut serta membawa 180 pebisnis dari Negeri Kincir Angin tersebut.
Menurut Raja Willem, melalui bisnis matching tersebut, Indonesia dan Belanda bisa lebih saling mengenal lebih jauh.
“Indonesia dan Belanda memiliki sejarah hubungan ekonomi yang panjang dan saling menguntungkan. Jadi, misi ini untuk memperkuat hubungan ekonomi yang telah ada antara kedua negara,” jelasnya.
Dikatakan, salah satu yang menjadi prioritas saat ini adalah menciptakan solusi pintar dengan Indonesia untuk menghadapi tantangan global. Menurutnya, kedua negara sama-sama bergelut dengan tantangan global tersebut dan harus diselesaikan bersama.
“Indonesia dan Belanda sama-sama menghadapi tantangan di berbagai bidang, seperti perlindungan perubahan iklim dan sumber air, akses kesehatan, serta segala bidang yang berhubungan dengan ekonomi,” imbuhnya.
“Saya harap, dengan pertemuan ini, para pebisnis kami bisa bertemu dengan mitranya di Indonesia dan bekerja sama untuk memberikan solusinya,” harapnya.
Kegiatan bisnis ini dihadiri 180 pebisnis dari 130 perusahaan dan institusi Belanda. Mewakili Indonesia, hadir Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.
Menurut Agus, kegiatan ini sangat positif untuk mempererat hubungan ekonomi Indonesia dan Belanda.
Selain itu, ada tiga nota kesepahaman bisnis yang ditandatangani oleh para pengusaha Indonesia dan Belanda. Salah satunya penandatanganan kerja sama antara Pertamina dengan mitranya dari Belanda.
Kerja Sama Bidang ‘Women, Peace, and Security’
Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi menegaskan bahwa Pemerintah Republik Indonesia (RI) dan Kerajaan Belanda, telah menandatangani dua Letter of Intent (LoI) untuk kerja sama di bidang Women, Peace and Security serta Memorandum of Understanding (MoU) terkait pelatihan diplomatik yang telah berlangsung selama 15 tahun dan ini renewal 4 tahun ke depan, sekarang merupakan tahun ke-16.
”Selain itu juga ada kerja sama-kerja sama di bidang pengelolaan air. Kemudian di bidang Infectious Diseases Control, including Antimicrobial Resistance antara RSPI Sulianti Saroso dengan Erasmus University Medical Center,” ujar Menlu usai mendampingi Presiden Jokowi dalam Kunjungan Kenegaraan Raja dan Ratu Belanda di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (10/3/2020).
Selain itu kata Menlu, juga ada Letter of Intent (LoI) untuk program health care professional, perubahan iklim termasuk masalah pengelolaan sampah, dan juga joint statement kerja sama di bidang perhubungan.
Sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pernyataan bersama, lanjut Menlu, selama kunjungan ke Indonesia, Raja Belanda juga membawa serta delegasi bisnis yang cukup banyak.
”Tadi saya mencoba mengkonfirmasikan kembali berapa jumlahnya, jumlahnya yang pasti lebih dari 100 (yaitu) 185 dan mereka akan melakukan pertemuan-pertemuan. Dan sementara Raja melakukan kunjungan ke Yogyakarta, maka tim ekonomi juga akan melakukan pertemuan dengan berbagai counterpart-nya termasuk di Surabaya dan sebagainya,” imbuh Menlu.
Dari semua kegiatan yang berbau bisnis, menurut Menlu, maka business deal yang dicapai selama kunjungan besarnya kurang lebih adalah 1 billion atau USD 1 miliar, antara lain adalah pengembangan investasi terminal Vopak di Tanjung Priok, pengembangan pabrik susu Frisian Friesland Campina, dan investasi Shell di sektor hilir migas.
Menlu menegaskan bahwa dari swasta Indonesia juga sedang bekerja bersama dengan swasta Kerajaan Belanda, tetapi intinya yang tercatat adalah dilaporkan sejauh ini adalah investasi sebesar USD 1 miliar.
”Jadi itu adalah hasil dari kunjungan Raja Belanda ke Indonesia yang merupakan kunjungan pertama setelah 25 tahun. Karena beliau waktu itu ke sini bersama dengan ibunya, waktu itu statusnya adalah sebagai Crown Prince jadi ini setelah 25 tahun beliau kembali sebagai raja,” imbuh Menlu. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post