ASIATODAY.ID, JAKARTA – Harga Batu bara Acuan (HBA) Juni kembali terkoreksi ke angka USD52,98 per ton atau turun USD8,13 per ton dari Mei, yaitu USD61,11 per ton.
Minimnya pergerakan ekonomi membuat pasar permintaan batu bara turut mengalami kelesuan terutama di India dan China.
“Stok batu bara di India dan China terbilang cukup tinggi. Mereka masih memanfaatkan produksi dalam negeri sendiri,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan resmi, Jumat (5/6/2020).
Pengurangan suplai batu bara dari Indonesia, tidak lepas dari adanya pengaruh kuat dari dampak covid-19 yang membatasi pergerakan ekonomi masing-masing negara.
“Di tengah pandemi, ada kecenderungan peralihan ke sumber energi alternatif dalam negeri. Itu juga punya jadi pemicu utama selain akibat meningkatkannya hubungan China-Australia,” ujarnya.
Agung mengakui, HBA mengalami tren penurunan semenjak covid-19 ditetapkan sebagai pandemi oleh Word Health Organization (WHO) pada pertengahan Maret lalu. Sempat menguat pada 0,28 persen pada angka USD67,08 per ton di Maret dibanding Februari yang sebesar USD66,89 per ton, Namun di bulan berikutnya, April, HBA mengalami penurunan ke angka USD65,77 per ton.
Sebagai informasi, HBA diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platts 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6.322 kcal per kilogram GAR.
Nantinya, harga ini akan digunakan secara langsung dalam jual beli komoditas batu bara (spot) selama satu bulan pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Veseel). (ATN)
Discussion about this post