ASIATODAY.ID, JAKARTA – Hubungan antara China dan Australia tengah memanas.
China telah mengeluarkan peringatan kepada warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Australia. Hal itu menjadi perkembangan terbaru memburuknya hubungan antara kedua negara.
Melansir Bloomberg, Sabtu (6/6/20200, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China menerbitkan sebuah pernyataan bahwa diskriminasi dan perilaku kekerasan terhadap warga China dan Asia sedang meningkat karena pandemi Covid-19.
Kementerian itu memberi tahu para wisatawan China agar waspada akan keselamatan mereka dan tidak bepergian ke Australia.
Namun Australia menolak tuduhan itu dengan mengatakan bahwa tuduhan-tuduhan itu tak berdasarkan kenyataan.
“Penolakan kami atas klaim-klaim ini, yang dibuat secara semu oleh para pejabat China sebelumnya, diketahui mereka,” ujar Menteri Perdagangan Simon Birmingham dalam sebuah pernyataan.
Orang-orang Asia menghadapi perundungan di berbagai negara sejak wabah Corona merebak akhir tahun lalu.
Peringatan China kepada Australia ini mengikuti pengenaan tarif pada pengiriman barley setelah Perdana Menteri Scott Morrison memimpin seruan untuk penyelidikan independen tentang asal-usul coronavirus di Wuhan.
Di kelompok negara maju, Australia adalah ekonomi yang paling bergantung pada China, membuatnya rentan terhadap serangan balik diplomatik.
Sementara itu, Australia bulan ini mengumumkan kebijakan pengetatan investor asing yang ingin membeli aset sensitif yang berkenaan dengan isu keamanan nasional.
Perusahaan-perusahaan telekomunikasi, energi, teknologi, manufaktur, dan pertahanan akan dimasukkan sektor investasi yang akan sangat dicermati.
Beijing menanggapi dengan serangan verbal terhadap pemerintah Australia yang konservatif. Tarif pada barley Australia diberlakukan bulan lalu dan larangan impor daging sapi dari empat sentra pengolahan telah menimbulkan kekhawatiran di Canberra bahwa pemerintah China menggunakannya sebagai pembalasan.
Sebelum seruan Australia untuk menyelidiki asal-usul Covid-19, hubungan diplomatiknya dengan China sudah di bawah tekanan.
Pemerintah Australia mengatakan Beijing telah ikut campur tangan dalam urusan nasional ketika undang-undang anti asing disahkan pada 2018. Tahun yang sama, Australia juga melarang Huawei Technologies Co. membantu membangun jaringan 5G-nya. (ATN)
Discussion about this post