ASIATODAY.ID, BRISBANE – Indonesia dan Australia memiliki kesamaan pandangan dalam upaya memulihkan ekonomi kedua Negara, salah satunya melalui implementasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
“Implementasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh seluruh pemangku kepentingan dalam masa pemulihan ekonomi,” kata Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi, saat menghadiri IndOz Conference 2021 bersama Menteri Perdagangan, Investasi, dan Pariwisata Australia, Daniel Thomas Tehan secara hybrid di Brisbane, Australia baru-baru ini.
Nilai total perdagangan kedua negara pada periode Januari—Juli 2021 yang tercatat sebesar USD 6,82 miliar, tidak hanya mengindikasikan sinyalemen pemulihan ekonomi Indonesia yang terus membaik, tetapi juga merefleksikan momentum tepat untuk memanfaatkan sebesar-besarnya implementasi IA-CEPA.
“Keberadaan IA-CEPA sangat relevan dalam upaya pemulihan ekonomi kedua negara di tengah situasi pandemi Covid-19,” jelas Mendag.
Duta Besar RI untuk Australia merangkap Vanuatu Kristiarto Legowo menekankan, IA-CEPA tidak hanya ditujukan untuk memperoleh keuntungan bisnis semata.
“IA-CEPA diyakini juga dapat memberikan manfaat besar bagi kesejahteraan masyarakat kedua negara dan dalam konteks mendorong upaya pemulihan ekonomi di tengah masa pendemi Covid-19,” terang Dubes Kristiarto.
IndOz Conference adalah salah satu kegiatan besar di Brisbane dan merupakan ajang mempererat hubungan dunia usaha, industri, pemerintah Indonesia dan Australia yang terdiri atas kegiatan forum bisnis, networking dinner, dan festival budaya.
Tahun ini, IndOz Conference dihadiri lebih dari 300 orang yang terdiri atas para pelaku usaha, akademisi, pemerintah daerah Queensland, dan pemerintah federal Australia. Beberapa diantaranya yaitu MachEnergy, Adaro, The University of Queensland, Queensland Cotton, PT Kapal Api. (ATN)
Discussion about this post