ASIATODAY.ID, DHAKA – Palang Merah Internasional melaporkan bahwa lebih dari tujuh juta warga Bangladesh yang terdampak bencana banjir sangat membutuhkan tempat mengungsi dan bantuan darurat.
Sejauh ini, 101 orang tewas di sisi timur laut Bangladesh dalam terjangan banjir sejak awal Juni, yang dipicu tingginya intensitas hujan di negara tersebut.
“Skala kehancuran kali ini jauh lebih besar dibanding banjir sebelumnya,” kata Sanjeev Kafley dari Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC), dikutip dari AFP, Rabu (29/6/2022).
Diperkirakan 7,2 juta penduduk Bangladesh sangat membutuhkan tempat berlindung dan bantuan darurat, terutama di wilayah terparah terkena dampak banjir, yaitu Sylhet.
Pemerintah telah mengirimkan makanan dan bantuan kemanusiaan darurat lainnya kepada korban banjir, kata Nitai Dey Sarker dari otoritas manajemen bencana Bangladesh.
Ia menambahkan bahwa begitu air surut, petugas akan mengirimkan besi sebagai bahan bangunan bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal.
Sarker mengatakan situasi telah membaik di sekitar Bangladesh dalam beberapa hari terakhir. Tetapi, banyak warga Bangladesh di wilayah timur laut khawatir akan terjadinya banjir susulan karena musim hujan belum akan berakhir dalam waktu dekat.
Pemerintah Bangladesh mengatakan hampir 200.000 korban banjir berlindung di sejumlah sekolah dan perguruan tinggi yang telah ditutup.
“Kami masih terjebak di tempat pengungsian banjir dan belum bisa kembali ke rumah untuk melihat seperti kerusakan di saa,” Abdul Hakim, seorang petani dari Sylhet, kepada AFP.
“Ketinggian air di sungai naik lagi dan itu sangat mengkhawatirkan kami,” tambahnya. (ATN)
Discussion about this post