ASIATODAY.ID, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor pada April 2020 sebesar USD12,19 miliar atau menurun 13,33 persen dibanding ekspor Maret 2020. Demikian juga dibanding April 2019, menurun 7,02 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, pada Maret dan April 2020, perekonomian secara global mengalami pelemahan lantaran pandemi covid-19. Data inflasi di berbagai negara termasuk Indonesia juga mengalami pelemahan yang mengindikasikan melemahnya permintaan.
“Komposisi ekspor Indonesia agak berubah, peranan industri meningkat jadi 80 persen karena peranan migas menyempit hanya lima persen. Industri naik dan pertambangan mengalami penurun lebih karena penurunan harga dan melambatnya permintaan,” terang Suhariyanto dalam paparan secara virtual, Jumat (15/5/2020).
Penurunan ekspor April 2020 dibanding Maret 2020 disebabkan oleh menurunnya ekspor nonmigas 13,66 persen, yaitu dari USD13,414 miliar menjadi USD11,582 miliar. Sementara ekspor migas turun 6,55 persen dari USD653 juta menjadi USD610,5 juta.
“Penurunan ekspor migas disebabkan oleh menurunnya ekspor hasil minyak 1,81 persen menjadi USD97 juta dan ekspor minyak mentah turun 100 persen karena tidak ada ekspor, sedangkan ekspor gas naik 2,15 persen menjadi USD513,5 juta,” urainya.
Dari sisi volume, ekspor Indonesia April 2020 menurun 16,36 persen dibanding Maret 2020 yang disebabkan penurunan volume ekspor nonmigas 16,84 persen dan migas 4,27 persen. Dibandingkan dengan April 2019, volume total ekspor menurun 13,70 persen, dengan nonmigas turun 14,98 persen, sedangkan migas naik 28,92 persen.
“Volume ekspor migas April 2020 terhadap Maret 2020 untuk minyak mentah dan gas turun masing-masing 100 persen dan 3,11 persen, sedangkan hasil minyak naik 26,40 persen,” tuturnya.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-April 2020 mencapai USD53,95 miliar atau meningkat 0,44 persen dibanding periode yang sama di 2019. Demikian juga ekspor nonmigas mencapai USD51,07 miliar atau meningkat 3,19 persen.
“Penurunan terbesar ekspor nonmigas April 2020 terhadap Maret 2020 terjadi pada bahan bakar mineral sebesar USD413,2 juta atau 22,15 persen, sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada logam mulia, perhiasan/permata sebesar USD92,9 juta atau 11,03 persen,” urainya.
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-April 2020 naik 7,14 persen dibanding periode yang sama 2019. Kemudian ekspor hasil pertanian naik 15,15 persen, sementara ekspor hasil tambang dan lainnya turun 16,72 persen.
Ekspor nonmigas April 2020 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu USD2,21 miliar, disusul Amerika Serikat USD1,29 miliar dan Jepang USS1,04 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 39,24 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa yakni 27 negara sebesar USD1,04 miliar.
Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari-April 2020 berasal dari Jawa Barat dengan nilai USD8,97 miliar atau menyumbang 16,63 persen, diikuti Jawa Timur USD6,72 miliar atau 12,45 persen, dan Kalimantan Timur USD4,99 miliar atau 9,24 persen. (ATN)
Discussion about this post