ASIATODAY.ID, HONG KONG – Krisis politik di Hong Kong menimbulkan dampak terhadap sektor ekonomi dan pekerjaan lokal.
Lebih dari 40 persen responden dalam jajak pendapat mengatakan bisnis perusahaan mereka telah menurun, dan pengangguran telah melanda lebih banyak industri, organisasi buruh terbesar Hong Kong.
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Federasi Serikat Pekerja Hong Kong menunjukkan bahwa 41 persen responden mengatakan bisnis perusahaan mereka mengalami penurunan, dengan 11 persen melaporkan penurunan lebih dari 30 persen dan 16 persen mengatakan pendapatan mereka telah jatuh.
Dikutip dari Global Times, Minggu (20/10/2019), perlu dicatat bahwa lapangan kerja, pendapatan menurun dan bahkan PHK telah meluas ke lebih banyak industri. Industri pariwisata, makanan, hotel, ritel, ekspor dan grosir adalah yang paling terpengaruh, diikuti oleh lalu lintas, transportasi, logistik, pergudangan, dan bahkan keamanan, kebersihan, dan layanan pribadi, kata laporan itu.
Sekitar 88 persen dari 1.197 responden mengatakan bahwa hal terpenting yang harus dilakukan Hong Kong adalah memulihkan tatanan sosial, dan 72 persen telah sepakat untuk menyiapkan bantuan pengangguran darurat jika situasi pengangguran memburuk.
Sementara 55 persen responden percaya bahwa perumahan adalah masalah yang paling mendalam di Hong Kong, diikuti oleh 13 persen yang berpikir bahwa pekerjaan adalah masalah terbesar, dan 13 persen yang menunjuk pada kesenjangan antara si kaya dan si miskin, jajak pendapat menunjukkan.
“Kinerja ekonomi Hong Kong diperkirakan akan lebih buruk daripada 2003, ketika SARS menyapu kawasan itu, dan pengangguran akan terus muncul di semua lapisan masyarakat,” ujar Federasi memperingatkan.
Upah pekerja telah sangat dipengaruhi oleh gejolak ekonomi eksternal dan demonstrasi baru-baru ini dan guncangan keras.Hal Ini mendesak pemerintah Daerah Administratif Khusus Hong Kong China (HKSAR) untuk memimpin dalam memastikan langkah-langkah pencegahan untuk pengangguran dan secara aktif menyelesaikan masalah perumahan yang dihadapi oleh penduduk Hong Kong.
Hong Kong telah terlibat dalam protes jalanan selama lebih dari empat bulan, meningkat menjadi kekerasan dan kerusuhan yang telah merusak ekonomi lokal.
“Sektor pariwisata mengalami penurunan yang signifikan selama liburan Hari Nasional, karena jumlah wisatawan ke Hong Kong turun sekitar setengah selama enam hari pertama liburan,” kata kepala eksekutif Hong Kong Carrie Lam.
Meskipun tingkat pengangguran pada periode Juni hingga Agustus berada di level rendah 2,9 persen, jumlah keseluruhan pengunjung ke Hong Kong turun menjadi 3,59 juta pada Agustus, turun 39,1 persen tahun-ke-tahun. Penjualan ritel pada Agustus turun 23 persen dari periode yang sama tahun lalu berdasarkan data dari HKSAR. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post