• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

IMF: Ekonomi Indonesia Diproyeksi Minus 1,5 Persen di 2020

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
October 14, 2020
in News
2 min read
0
IMF: Pandemi COVID-19 Telan Biaya Ekonomi Global Hingga USD12 Triliun

Dana Moneter Internasional (IMF). Ist

2.5k
SHARES
2.5k
VIEWS

ASIATODAY.ID, JAKARTA – Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari minus 0,3 persen menjadi minus 1,5 persen pada tahun ini.

“Hampir seluruh negara berkembang diperkirakan mencatat kontraksi ekonomi tahun ini. Sementara itu, negara seperti India dan Indonesia tengah berjuang untuk membuat pandemi lebih terkendali,” tulis laporan IMF bertajuk ‘A Long and Difficult Ascent’, dikutip Rabu (14/10/2020).

IMF memberikan revisi pertumbuhan lebih dalam bagi India, melihat dampak dari pandemi yang parah di negara tersebut.

RelatedPosts

Bangga Indonesia, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu Juara Thailand Open 2021

Gempa Sulbar : Korban Jiwa Bertambah Jadi 73 Orang

Singapura Kirim Tim Investigasi Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air di Indonesia

Banjir Lumpuhkan Kalimantan Selatan, 10 Kabupaten/Kota Terdampak

Rudal Balistik Iran Nyaris Menghujam Kapal Induk AS di Samudera Hindia

Di bidang fiskal, IMF juga menegaskan proyeksinya konsisten dengan penurunan bertahap dari stimulus fiskal yang besar pada tahun 2020, termasuk mengembalikan defisit fiskal menjadi di bawah 3 persen dari PDB pada tahun 2023.

Di bidang moneter, IMF menilai asumsi kebijakan moneter sejalan dengan pemeliharaan inflasi dalam rentang target bank sentral.

Tahun depan, IMF memperkirakan pertumbuhan Indonesia akan meningkat hingga 6,1 persen. Kemudian, pada 2025, Indonesia diproyeksikan hanya akan tumbuh 5,1 persen. Defisit transaksi berjalan Indonesia diperkirakan akan mencapai 1,3 persen pada tahun ini dan meningkat tahun depan menjadi 2,4 persen terhadap PDB sejalan dengan pemulihan ekonomi.

Menurut Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath, krisis ini masih jauh dari selesai. Tingkat lapangan kerja masih jauh dari posisi sebelum pandemi dan pasar tenaga kerja menjadi lebih terpolarisasi dengan pekerja berpenghasilan rendah, kaum muda dan wanita yang paling terpukul.

IMF memperkirakan 90 juta orang akan jatuh dalam kemiskinan ekstrim.

“Ini adalah krisis terburuk sejak Depresi Hebat dan diperlukan inovasi yang signifikan di bidang kebijakan, baik di tingkat nasional maupun internasional untuk pulih dari bencana ini,” ujar Gita dalam blog-nya.

Gita mengingatkan krisis ini kemungkinan besar akan meninggalkan bekas luka dalam jangka menengah karena pasar tenaga kerja membutuhkan waktu untuk pulih, investasi terhambat oleh ketidakpastian dan masalah neraca dan kehilangan waktu belajar di sekolah merusak modal dari sumber daya manusia.

“Setelah rebound pada 2021, pertumbuhan global diperkirakan akan melambat secara bertahap menjadi sekitar 3,5 persen dalam jangka menengah,” jelas Gita.

Sementara kerugian kumulatif dari output diproyeksikan tumbuh dari Rp11 triliun selama 2020 hingga 2021 menjadi Rp28 triliun selama 2020 hingga 2025.

“Ini menunjukkan kemunduran yang parah terhadap peningkatan standar hidup rata-rata di semua kelompok negara,” tandas Gita. (ATN)

Tags: IMFPertumbuhan AsiaPertumbuhan Ekonomi
Previous Post

Tolak Dialog, Yunani Desak Turki Tarik Kapal dari Laut Mediterania

Next Post

Investasi Rp4,3 Triliun, Hyundai Bangun Pusat Inovasi Kendaraan Listrik di Singapura

Related Posts

IMF : Tahun 2020 akan Terjadi Resesi Ekonomi Global
Business

IMF Proyeksi Ekonomi Indonesia Tumbuh Positif di 2022 dan 2023

January 8, 2021
UNCTAD: Perdagangan Global Mulai Recovery, Namun Belum Merata
Business

World Bank: Ekonomi Asia Timur dan Pasifik Diproyeksi Tumbuh 7,4 Persen Tahun ini

January 6, 2021
Thailand Laporkan Kasus Pertama Penularan Covid-19 dari Mayat
News

Ekonomi Thailand Diproyeksi Terpukul Berat Tahun ini

January 3, 2021
Jakarta Terbitkan 6 Juta Perizinan Selama 2019, Raup Retribusi Rp785 Miliar 
Business

Ekonomi Asia Tenggara Diproyeksi Tumbuh 6,2 Persen di 2021

December 28, 2020
Investasi di Indonesia Pada Kuartal I/2020 Capai Rp210,07 Triliun
Business

Indonesia Tertinggal di ASEAN dalam Kemudahan Berusaha 

December 23, 2020
Imbas Covid-19, Ekonomi Jakarta Rontok 40 Persen
Business

Indonesia Butuh Investasi Rp5.900 Triliun Stabilkan Ekonomi

December 22, 2020
Next Post
Hyundai Dukung Penuh Tes Cepat Drive-Thru Covid-19 di Jawa Barat

Investasi Rp4,3 Triliun, Hyundai Bangun Pusat Inovasi Kendaraan Listrik di Singapura

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Bangga Indonesia, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu Juara Thailand Open 2021
  • Gempa Sulbar : Korban Jiwa Bertambah Jadi 73 Orang
  • Singapura Kirim Tim Investigasi Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air di Indonesia
  • Banjir Lumpuhkan Kalimantan Selatan, 10 Kabupaten/Kota Terdampak
  • Rudal Balistik Iran Nyaris Menghujam Kapal Induk AS di Samudera Hindia
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.