ASIATODAY.ID, JAKARTA – Setelah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Global Geopark, Kaldera Toba kini menjadi destinasi andalan Indonesia untuk Ecotourism.
Dengan memadukan wisata riset dan adventure, Kaldera Toba siap menyambut wisatawan mancanegara dari penjuru dunia.
Deputi Bidang Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/ Baparekraf Hari Sungkari meyakini tren wisata alam, salah satunya Kaldera Toba, akan lebih banyak diminati setelah pandemi Covid-19.
“Dengan ditetapkannya Toba sebagai geosite UNESCO, ini poin positif bagi destinasi wisata Indonesia yang diakui dunia. Wisata alam itu nanti akan banyak menjual adventure, selain juga jadi tujuan bagi para peneliti,” katanya, Jumat (10/7/2020).
Menurut Hari, pekerjaan rumah yang harus dikerjakan juga tidak kalah banyak. Salah satu adalah konsistensi pelaku usaha destinasi wisata dalam menjaga prinsip protokol kebersihan, kesehatan, keamanan, dan ramah lingkungan (cleanliness, health, safety, environment/CHSE).
“Kalau keindahan, saya rasa seluruh dunia sudah tahu betapa indahnya Toba. Tapi yang kita pastikan ke dunia wisata itu CHSE dipenuhi,” ujarnya.
Hari mengemukakan Kemenparekraf telah menyusun buku panduan mengenai protokol CHSE sehingga diharapkan bisa diterapkan di destinasi wisata. pihaknya pun menyatakan kesiapannya untuk melakukan sosialisasi terkait panduan tersebut.
Sementara itu, Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) Arie Prasetyo mengatakan pihaknya akan berupaya untuk mempertahankan status UNESCO Global Geopark yang disandang Kaldera Toba lantaran status tersebut divalidasi setiap empat tahun.
“Kami gembira dengan status ini. Dari sisi kepariwisataan, tentu kami harus pertahankan status ini. Jadi bagaimana kita mengembangkan kepariwisataan dengan tetap memperhatikan ekosistem, kelestarian lingkungan, itu menjadi hal penting,” katanya.
Dewan Eksekutif UNESCO menyepakati Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark pada Sidang ke-209, di Paris, Selasa (7/7/2020).
Kaldera Toba, Provinsi Sumatra Utara, terbentuk dari ledakan super volkano 74.000 tahun lalu. Dasar kaldera dipenuhi dengan air dan menjadi danau terbesar di Indonesia.
Status yang disandang Kaldera Toba menambah daftar geopark Indonesia yang kini statusnya menjadi UNESCO Global Geopark lainnya, yakni, Batur, Ciletuh, Gunung Sewu, dan Rinjani. (ANT)
Discussion about this post