ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2O LIPI) sepakat untuk memperluas kerja sama dengan Institute of Oceanology, Chinese Academy of Sciences (IOCAS).
Penandatanganan proyek kerja sama “Construction of Ecological Marine Ranching in Indonesia” antara kedua pihak telah dilakukan secara virtual pada Jumat (4/6/2021) lalu.
Sebagai negara kepulauan yang dikelilingi oleh lautan, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya laut yang beraneka ragam. Dengan dua pertiga wilayah berupa lautan, Indonesia mempunyai potensi sumber daya alam lautan yang sangat melimpah.
Laut Indonesia memiliki 8.500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut, dan 950 spesies biota terumbu karang. Maka selayaknya Indonesia menjadi negara dengan keanekaragaman hayati laut terbesar di dunia (marine mega-biodiversity).
Pemahaman dalam bidang keanekaragaman hayati laut seperti distribusi, populasi stok dan biogeografi spesies ekonomi utama untuk peternakan laut serta pemahaman dalam lingkungan fisik, kimia dan biologi kelautan untuk peternakan dan pengelolaan berbasis ekosistem laut menjadi hal yang sangat penting dalam pengelolaan laut Indonesia.
Plh. Deputi Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI, Ocky Karna Rajasa menyampaikan pentingnya penandatanganan Letter of Intent antara Pusat Penelitian Oseanografi LIPI dan IOCAS ini.
“Kerjasama LIPI-IOCAS telah terjalin sejak tahun 2013 dan pelaksanaannya berjalan dengan baik. Pada tahun 2018, LIPI mengunjungi IOCAS dan menandatangani MoU di bidang kerjasama iptek. Pada Agustus 2018, Dr. Fan Wang dan delegasi IOCAS mengunjungi Pusat Penelitian Oseanografi LIPI,” jelas Ocky, dikutip Minggu (13/6/2021).
Selama bekerja sama, LIPI dan IOCAS telah melakukan berbagai kegiatan seperti joint cruise, penilaian status ekosistem, peternakan dan eksploitasi laut, lokakarya untuk pertukaran dan analisis data, pertemuan ilmiah internasional, dan pelatihan untuk peneliti muda.
Ocky mengapresiasi atas berdirinya proyek Sino-Indonesia Joint Research Center untuk membangun kembali sistem budaya kelautan Indonesia, membangun jalan raya laut, dan memperkuat pertahanan maritim.
Dengan kerjasama yang sangat baik selama delapan tahun terakhir ini, Ocky berharap momentum penandatanganan LoI kali ini dapat menjadi sarana penguatan bagi LIPI dan IOCAS untuk melanjutkan kerja sama dan menjajaki potensi kerja sama di berbagai bidang.
“Saya tentu berharap kerja sama penelitian bersama ini dapat bermanfaat baik bagi Indonesia maupun China,” pungkasnya.
Sementara itu, Chaolun Li dari IOCAS dalam presentasinya menjelaskan lebih lanjut mengenai ruang lingkup kerja sama LIPI dengan IOCAS.
“Kerja sama ini akan fokus pada upaya perlindungan lingkungan laut, konservasi ekosistem, marine biodiversity, dan membangun ecological marine ranching,” paparnya.
Proyek ini akan membangun platform untuk kolaborasi di bidang pendidikan dan pelatihan siswa, ilmuwan, serta petani.
Sebagai informasi, penandatanganan ini dilakukan oleh Fan Wang dari IOCAS dan Augy Syaihalatua dari Puslit Oseanografi serta disaksikan oleh Dubes China untuk Indonesia. (ATN)
Discussion about this post