ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Food and Agriculture Organization (FAO) dalam program I-Fish untuk mengembangkan Smart Fisheries Village (SFV) atau Desa Perikanan Cerdas di berbagai daerah di Indonesia.
Salah satunya adalah SFV berbasis Unit Pelaksana Teknis (UPT) dengan focus pengembangan Special Area for Conservation and Fish Refugia (SPEECTRA) sebagai salah satu upaya mengatasi penurunan populasi dan terancam punahnya ikan lokal.
Proyek kerja sama antara KKP dengan FAO yang berfokus pada tiga komoditas ikan air tawar yaitu sidat, arwana dan belida. Tujuan proyek adalah untuk memperkuat kerangka pengelolaan pemanfaatan keanekaragaman sumber daya perikanan perairan darat guna meningkatkan perlindungan terhadap ekosistem perikanan darat bernilai tinggi dan keanekaragamannya di Indonesia.
Saat ini, kolam SPEECTRA eksisting memiliki luas sekitar 10 hektar, yang difungsikan sebagai kolam rawa pasang surut, dilengkapi dengan embung untuk cadangan air dan tempat spawning ikan pada saat musim kering. Jenis Ikan yang terdapat di SPEECTRA antara lain tembakang, selincah, sepat siam, sepat, mata merah, betok, sepatung, lele, gabus, lundu, semuringan dan seluang.
Dalam pelaksanaan program SFV ini, ditetapkan Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (BRPPUPP) sebagai salah satu penanggung jawab SFV berbasis UPT dengan fokus pengembangan konservasi ikan lokal perairan umum dan eduwisata, dimana salah satu lokasinya di Desa Patra Tani.
SPEECTRA sebagai suatu bentuk modifikasi lahan rawa yang mengutamakan konservasi dan sebagai tempat refugia rawa banjiran. Sistem SPEECTRA diharapkan menjadi suaka perikanan buatan yang menjadi tempat perlindungan ikan (spawning, nursery dan feeding ground) serta menjadi cadangan produksi ikan.
SPEECTRA merupakan model ekosistem rehabilitasi buatan di Instalasi Patra Tani, di bawah BRPPUPP Palembang, salah satu UPT BRSDM, dengan luas lahan instalasi sekitar 50 ha. Model ini merupakan salah satu invensi tipe suaka perikanan di rawa pasang surut (petswamp).
Fungsi SPEECTRA antara lain sebagai tempat pengungsian ikan; konservasi ikan lokal rawa; peningkatan produksi untuk pengentasan isu stunting dan ketahanan pangan; mitigasi kebakaran lahan dan mengurangi emisi karbon dioksida (co2); taman mini ikan rawa lokal dan eduwisata.
Adapun SFV merupakan salah satu program prioritas BRSDM dengan konsep pembangunan desa perikanan dan satuan kerja yang berbasis pada penerapan benih unggul, teknologi informasi komunikasi dan manajemen tepat guna, keberlanjutan, serta meningkatkan ekonomi yang berada di tengah-tengah program kampung perikanan budidaya dan Desa Inovasiatau Desa Mitra. SMART merupakan singkatan dari kriteria yang digunakan untuk SFV, yaitu Sustainable, Modernization, Acceleration, Regeneration, dan Technology.
“BRSDM mencoba untuk memformulasikan program-program prioritasnya untuk mendukung program prioritas KKP, salah satunya terkait dengan pengembangan kampung-kampung perikanan budidaya, termasuk Patra Tani, pilot project SPEECTRA untuk ikan ikan lokal yang ada di perairan Sumsel. Melihat potensi tersebut, BRSDM mencoba menyusun suatu program SFV, dengan memadukan potensi yang dimiliki oleh UPT-UPT BRSDM. SFV Patra Tani tidak hanya untuk kegiatan-kegiatan SPEECTRA, namun tentunya dapat dimanfaatkan ataupun dinikmati oleh masyarakat,” ujar Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta pada soft launching SFV Konservasi Ikan Lokal Perairan Umum dan Eduwisata, Rabu (21/12), di Patra Tani.
Pengembangan SFV di Patra Tani bertujuan menggali dan memanfaatkan aset instalasi Para Tani menjadi berdaya guna dan meningkatkan PNBP. Nyoman berharap SFV Patra Tani dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dan juga menjadi model bagi teknologi yang dikembangkan oleh KKP untuk dapat diadopsi masyarakat. (ATN)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post