ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pasca keputusan Pemerintah Indonesia menghentikan Pasokan Gas ke Singapura, ConocoPhillips (Grissik) Ltd masih belum bertindak.
Pasalnya, perusahaan masih menunggu arahan Kementerian Enegri dan Sumber Daya Mineral (KESDM) terkait berakhirnya perjanjian jual beli gas bumi (PJBG) ke Singapura pada 2023.
Menurut Vice President Commercial and Business Development ConocoPhillips Taufik Ahmad, sejauh ini pihaknya belum mendapatkan konfirmasi resmi terkait rencana lanjutan pascakontrak PJBG gas Blok Corridor dan Blok Jabung ke Singapura yang berakhir pada 2023.
“Kami baru dapat informasi katanya begitu, tapi kami belum sempat klarifikasi. Kami mau coba diskusi konteksnya seperti apa,” terangnya di Kantor Kemenko Maritim dan Investasi, Selasa (3/12/2019).
Taufik mengungkapkan, untuk kelanjutan bisnis penyaluran gas dari Blok Corridor, ConocoPhillips akan mengikuti kebijakan terkini dari pemerintah. Bila kebijakannya sudah keluar, perusahaan baru akan mengambil langkah.
“Kami belum tau kebijakannya bagaimana. Kalau sudah jelas baru nanti kami pikirkan ke depan bagaimana,” tambahnya.
Sejauh ini, dari total hasil produksi gas bumi dari Blok Corridor sebanyak 800 MMscfd, 80% disalurkan ke dalam negeri melalui pipa PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN), sementara sisanya disalurkan ke Singapura.
“Blok Corridor kira-kira 800 MMscfd, jadi kecil kan hanya 20% yang diekspor,” imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyatakan akan menghentikan pengiriman pasokan gas bumi dari Blok Corridor ke Singapura setelah kontraknya berakhir pada 2023. Hal ini dilakukan guna menggenjot pemanfaatan pasokan gas bumi untuk kebutuhan dalam negeri.
”Gas masih banyak di Sumatera, pasokan ke Singapura berakhir 2023 akan kami tarik ke dalam negeri,” katanya.
Nantinya, gas yang semula dipasok ke Singapura akan dialirkan melalui pipa Duri— Dumai ke seluruh Sumatera. Selain melalui pipa Duri— Dumai, pengaliran gas juga untuk mengisi pasokan di Pulau Jawa. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post