ASIATODAY.ID, JAKARTA – Singapura menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang menjadi primadona para investor. Salah satu daya tariknya, neeri itu menerapkan regulasi yang sangat baik.
Tak heran, meski wilayahnya kecil, namun Singapura menjadi negara hub bagi para pengusaha.
“Kita harus jujur, Singapura ini sudah jadi hub di ASEAN karena regulasinya sangat bagus,” kata Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia di kantor Kementerian Investasi, Jakarta Pusat, Selasa (24/1/2023).
Menurut Bahlil, Singapura menjadi negara pertama di kawasan ASEAN dengan aliran arus modal asing terbesar, terutama untuk sektor keuangan. Singapura jauh lebih unggul dari Indonesia.
Hal ini tergambar dari realisasi investasi yang masuk ke Indonesia selalu diduduki Singapura sebagai negara hub.
Tahun 2022, Kementerian Investasi mencatat total realisasi yang masuk mencapai USD13,3 miliar atau setara Rp198,08 triliun.
“Dalam konteks itu, Singapura sudah duluan dan kita harus termotivasi agar bisa belajar dari mereka,” imbuhnya.
Bahlil mengungkapkan, Indonesia ingin mengikuti jejak Singapura. Salah satu upaya yang dilakukan dengan membuat payung hukum Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK).
“Kita akan buat aturan fleksibel untuk menarik minat investor besar agar bisa masuk ke Ibu Kota Nusantara (IKN),” jelasnya.
Realisasi Investasi di Indonesia
Dalam konferensi pers Realisasi Investasi Triwulan IV Tahun 2022 yang berlangsung di Kementerian Investasi, Jakarta Pusat, Selasa (24/1/2023), Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa realisasi investasi sepanjang 2022 mencapai Rp 1.207,2 triliun.
Angka tersebut tumbuh 34,0 persen (yoy) jika dibandingkan periode tahun sebelumnya. Selain itu, capaian tersebut juga telah melampaui target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi)yakni Rp 1.200 triliun.
“Target investasi kita tahun ini alhamdulillah mencapai target sebesar Rp 1.207,2 triliun,” kata Bahlil.
Tercapainya target investasi tersebut telah menghasilkan penyerapan tenaga kerja hingga 1.305.001 orang.
“Tenaga kerja ini di luar sektor UMKM, hulu migas dan di luar sektor keuangan,” urainya.
Sumber investasi di Indonesia mayoritas berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) senilai Rp654,4 triliun atau 54,2 persen. Angka ini mengalami pertumbuhan 44,2 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Investasi yang berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp552,8 triliun atau 45,8 persen. Investasi dari dalam negeri ini mengalami pertumbuhan 23,6 persen jika dibandingkan tahun 2021.
Sementara itu, dilihat dari sebaran realisasinya, investasi di luar Pulau Jawa semakin mendominasi. Kementerian Investasi mencatat realisasi investasi di Pulau Jawa sebesar Rp636,3 triliun atau 52,7 persen, meningkat hingga 35,9 persen.
Sedangkan investasi yang masuk di Pulau Jawa sebesar Rp570,9 triliun atau 47,3 persen. Mengalami peningkatan 31,9 persen jika dibandingkan tahun lalu. (ATN)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post