ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia berkomitmen untuk terus meningkatkan hubungan ekonominya dengan negara-negara di Amerika Latin.
Dalam rangka itu, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menggelar pertemuan daring “Diskusi Terbatas Peningkatan Status Indonesia menjadi Associate Member pada Aliansi Pasifik” untuk memetakan langkah-langkah strategis bagi Indonesia dalam hubungannya dengan Aliansi Pasifik (20/10/2020).
Forum ini mempertegas rencana peningkatan status keanggotaan Indonesia dari negara observer menjadi Associate Member.
Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri Muhammad Anshor mengungkapkan, Amerika Latin merupakan kawasan potensial bagi perluasan akses pasar produk Indonesia serta penggalangan dukungan Indonesia di organisasi internasional.
“Salah satu upaya untuk memaksimalkan potensi di kawasan tersebut melalui peningkatan status keanggotaan Indonesia di Pacific Alliance,” kata Anshor dalam keterangan tertulis Kemlu, Kamis (22/10/2020).
Forum tersebut diikuti dari perwakilan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan, hingga Badan Koordinasi Penanaman Modal. Duta Besar RI di negara-negara anggota Pacific Alliance juga turut hadir dalam kegiatan.
Aliansi Pasifik merupakan organisasi kawasan Amerika Latin yang beranggotakan Chile, Kolombia, Peru dan Meksiko. Sejak tahun 2015, Indonesia telah menjadi negara observer pada organisasi kawasan tersebut.
Urgensi peningkatan status dari observer menjadi Associate Member ini terkait erat dengan perluasan akses pasar dan penetrasi ke pasar potensial Amerika Latin.
Hal ini juga sebagai strategi untuk mendorong negosiasi PTA yang saat ini sedang berlangsung dengan Peru dan Kolombia, sekaligus untuk mendapatkan peluang perjanjian serupa dengan Meksiko. (ATN)
Discussion about this post