Indonesia Konsolidasi dengan Negara ASEAN, Bahas Krisis Myanmar

ASIATODAY.ID, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia Retno Marsudi akan melakukan komunikasi secara maraton dengan sejumlah menteri luar negeri, termasuk mengunjungi Ketua ASEAN Brunei Darussalam untuk membantu penyelesaian masalah di Myanmar.

Retno menyatakan, Indonesia akan mendorong agar penyelesaian masalah Myanmar dilakukan lewat mekanisme kawasan.

Menlu Retno mengungkapkan hal dalam pernyataan pers bersama dengan Menlu Hungaria Péter Szijjártó seusai keduanya mengelar pertemuan bilateral di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Selasa (16/2/2021).

“Saya juga menyampaikan bahwa mekanisme kawasan harus dapat bekerja lebih baik untuk secara konstruktif membantu penyelesaian isu yang sulit ini,” kata Retno.

Retno mengatakan, pada hari Selasa ini, ia akan melakukan komunikasi dengan Menlu Amerika Serikat (AS) Antony Blinken, dilanjutkan sore harinya melakukan kunjungan ke beberapa negara ASEAN termasuk Brunei Darussalam sebagai ketua ASEAN. Kemudian, pada Rabu (17/2/2021), Menlu Retno akan berkomunikasi dengan Menlu China Wang Yi.

“Pada sore hari ini juga, saya akan melakukan kunjungan ke beberapa negara ASEAN, termasuk Brunei Darussalam sebagai ketua dari ASEAN. Sekali lagi, Indonesia akan terus berupaya berkontribusi secara konstruktif,” kata Retno.

Retno mengatakan, dia dan menlu Hungaria saling bertukar pikiran terkait isu Myanmar. Menurutnya, Indonesia sejak awal memiliki dua posisi terkait isu tersebut.

Pertama, bahwa keselamatan dan kesejahteraan rakyat Myanmar harus menjadi prioritas utama.

Kedua, Indonesia mendorong upaya untuk mengamankan berlanjutnya transisi inklusif menuju demokrasi.

Selain membahas isu Myanmar, dalam pertemuan dengan menlu Hungaria, Retno juga mengangkat hasil kunjungannya ke Timur Tengah.

Retno menyatakan, Indonesia memberikan dukungan penuh kepada Palestina. “Kami berharap masyarakat internasional juga dapat mendukung upaya-upaya untuk mencapai solusi yang adil dan permanen untuk isu Palestina sesuai dengan parameter yang disetujui secara internasional,” tandas Retno. (ATN)