ASIATODAY.ID, JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) Republik Indonesia mulai melakukan penelitian dan pengembangan teknologi produksi bahan bakar reaktor daya tipe Pressurized Water Reactor (PWR).
Hal itu sebagai salah satu upaya mendukung persiapan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia.
“Penguasaan teknologi bahan bakar PWR harus kita persiapkan dari sekarang, karena jika Net Zero Emission (NZE) benar-benar dicanangkan tahun 2060, maka 2040 kita harus mempersiapkan jenis PLTN apa yang akan dibangun,” jelas Plt Kepala Pusat Riset dan Teknologi Daur Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif (PRTDBBNLR) ORTN BRIN, Syaiful Bakhri, dalam siaran pers, Minggu (27/3/2022).
Energi nuklir merupakan sumber daya terbarukan yang dinilai ramah lingkungan. Pemanfaatannya akan sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia menuju NZE pada tahun 2060.
Untuk itu, Syaiful mengatakan, tidak mungkin memutuskan jenis PLTN yang akan dibangun tanpa benar-benar mempertimbangkan bahan bakarnya.
Menurut Syaiful, kemampuan bahan bakar penting untuk dikuasai dari sekarang.
Dia mengambil contoh terkait bagaimana membuat prototipe bahan bakarnya, bagaimana memodelkannya, bagaimana melihat kualitasnya, sertifikasinya, benchmarking-nya.
“Ini prosesnya panjang. Mudah-mudahan tahun 2040 bisa kita kuasai,” ujarnya.
Syaiful berharap agar kelompok daur bahan bakar nuklir yang ada di PRTDBBNLR dapat diimplementasikan lebih detail. Pengimplementasiannya bisa dalam bentuk pendanaan rumah program, riset, ataupun publikasi yang nantinya akan bersinergi satu dengan yang lain.
“Riset-riset ke depan tidak hanya dikerjakan oleh satu pusat riset saja. Tapi bisa merangkul pusat-pusat riset lain yang ada di BRIN maupun di luar BRIN, misalnya universitas ataupun lainnya. Sehingga bisa mendukung dan mengangkat teknologi nuklir, khususnya dalam hal produksi dan penguasaan teknologi bahan bakar PWR,” imbuhnya.
Sementara itu, Peneliti Ahli Utama ORTN, Djarot S Wisnubroto menyampaikan pentingnya menularkan pengalaman, ilmu dan pengetahuan, khususnya terkait litbang teknologi bahan bakar nuklir kepada generasi muda.
“Itu penting agar dapat diteruskan oleh generasi yang baru atau sesama peneliti yang masih melakukan kegiatan tersebut. Agar ada suatu kelanjutan, tidak mengulang lagi apa yang sudah dilakukan dulu. Semoga kita bisa melakukan continuitas riset kegiatan bahan bakar nuklir. Ada semacam Nuclear Knowledge Management,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post