ASIATODAY.ID, JAKARTA – Sebagai negara berpenduduk terbesar ke 4 di dunia dan 85% dari populasinya adalah muslim, Indonesia seharusnya menjadi pusat keuangan syariah global di dunia.
Hal itu diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani di forum diskusi panel bertajuk “The Way Forward for Islamic Finance” dalam acara 14th IFSB Summit – Islamic Finance for Sustainable Development in the Era of Technological Innovations di JCC, Jakarta, dikutip dari keterangan tertulis Kamis (14/11/2019).
“Walaupun Indonesia terbilang baru dalam mengimplementasikan keuangan syariah, tapi saya optimis Indonesia memiliki kesempatan yang lebih baik. Kita akan belajar dari negara lain yg sudah menggunakan instrumen syariah dalam berbagai jenis transaksi,” paparnya.
Sri Mulyani menyatakan bahwa dalam rangka lebih mengembangkan potensi instrumen keuangan syariah, pemerintah akan mengambil langkah dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mendukung instrumen ini.
“Kita tidak mau ketika kita mengenalkan instrumen keuangan syariah, akan terjadi ketidakuntungan. Instrumen syariah melibatkan dari awal proses hingga akhir keuntungan diperoleh dan pada setiap prosesnya ada potensi pajak yg bisa kita terima,” jelasnya.
Menurut Sri Mulyani, kedepan harus ada netralitas pajak saat mengenalkan instrumen syariah.
“Indonesia adalah negara yang menggunakan instrumen pembiayaan Sukuk terbesar di dunia. Sekarang kita mengeluarkan sukuk ritel yang lebih sederhana, hasilnya pun terlihat lebih baik. Milenial juga mulai tertarik dan membeli instrumen ini,” paparnya.
“Mengingat isu perubahan iklim adalah tanggung jawab bersama, kita kemudian merilis Green Sukuk. Instrumen pembiayaan ini membiayai pembangunan yang ramah lingkungan sehingga turut berkontribusi dalam memperbaiki lingkungan,” tambahnya.
“Kami kemudian meluncurkan Green Sukuk Ritel yang pemanfaatannya juga bekerja sama dengan KementerianLHK,” lanjut Sri Mulyani.
Lebih jauh Sri Mulyani memaparkan, Indonesia merupakan negara besar, dengan 34 provinsi. Pemerintah daerah juga sekarang tertarik untuk membangun infrastruktur untuk edukasi dan kesehatan menggunakan sukuk. Bahkan saat ini seluruh universitas yang dibangun dibiayai Sukuk. Jadi pas dan sesuai.
“Kami ingin masyarakat tidak menganggap instrumen syariah sebagai second rated, kurang efisien, ribet, dan mahal. Oleh karena itu kita berusaha untuk mengenalkan ekonomi sektor riil yang halal dan mengkalibrasi kerangka kerja yang ada,” urainya.
“Kami punya asosiasi ekonom (IAEI) yang didalamnya terdapat pembuat kebijakan profesional. Komite untuk ekonomi syariah bisa berkoordinasi dan berkolaborasi sehingga bisa saling support untuk melakukan pendalaman terkait pasar ekonomi syariah,” jelasnya.
Menkeu Sri Mulyani juga ingin ekonomi sektor riil juga harus ikut membantu dalam wujud social vehicle maupun filantrofi.
“Zakat dan Waqaf adalah salah satu potensi keuangan syariah yang seharusnya bisa dikelola lebih baik lagi,” tandasnya. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post