• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

Indonesia Prakarsai Pembentukan Jejaring Negosiator Wanita di ASEAN

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
December 24, 2020
in News
2 min read
0
Indonesia Tegaskan Tak akan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia, Retno MarsudI. Ist

2.5k
SHARES
2.5k
VIEWS
62 / 100
Powered by Rank Math SEO

​ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia kembali menunjukkan eksistensinya di pentas ASEAN. Kali ini, Indonesia memprakarsai pembentukan jejaring negosiator Wanita ASEAN, untuk memajukan agenda perempuan, perdamaian dan keamanan di kawasan.

“Perempuan harus diberikan kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam proses perdamaian”, tegas Menlu Retno Marsudi, saat menerima 6 anggota Steering Committee dari Southeast Asian Network of Women Peace Negotiators and Mediators (SEANWPNM) secara virtual, Rabu (23/12/2020).

SEANWPNM adalah jejaring negosiator dan mediator wanita di Asia Tenggara yang pembentukannya diprakarsai oleh Indonesia sejak tahun 2019, sebagai langkah penting dalam meningkatkan peran perempuan di bidang perdamaian.

RelatedPosts

AS Blacklist Sejumlah Kementerian Myanmar

AS Akui China Mampu Gabungkan Kekuatan Ekonomi, Diplomatik, Militer dan Teknologi

Epidemiolog UI: Indonesia Gagal Tangani Pandemi Covid-19

Indonesia dan Singapura Minta Warganya Tinggalkan Myanmar

IPB University Dinobatkan Sebagai Perguruan Tinggi Terbaik di Asia Tenggara

Lebih lanjut Menlu Retno menyampaikan harapan agar SEANWPNM mampu melengkapi dan memperkuat mekanisme dan inisiatif di ASEAN dan di kawasan yang terkait agenda WPS, menjalin kolaborasi dan kemitraan dengan jaringan mediator perempuan, baik di kawasan lain maupun di tingkat global untuk semakin memperkuat gerakan global pemajuan agenda WPS.

Selain itu, keberadaan SEANWPNM diharapkan dapat merintis generasi baru mediator-mediator perempuan di kawasan dan pada akhirnya memperkuat pemajuan agenda WPS secara internasional.

6 anggota Steering Committe SEANWPNM yang hadir pada pertemuan dimaksud adalah Shadia Marhaban dari Indonesia, Dr. Emma Leslie dari Kamboja, Prof. Miriam Coronel-Ferrer dari Filipina, Lilianne Fan dari Malaysia, Leonésia Tecla da Silva dari Timor-Leste dan Angkhana Neelapaijit dari Thailand. Namun demikian, keanggotaan ke-6 tokoh mediator dan negosiator perempuan dalam Steering Committee SEANWPNM bukanlah mewakili masing-masing negara asal maupun institusi terkait, melainkan kapasitas pribadi.

Anggota Steering Committee SEANWPNM dari Indonesia, Shadia Marhaban, menyampaikan bahwa SEANWPNM juga akan memperluas jangkauannya dengan merangkul lebih banyak mediator dan negosiator perempuan lain di Asia Tenggara.

Selanjutnya Menlu Retno menekankan pentingnya pendekatan budaya dan menghindari finger pointing dalam mengupayakan perdamaian yang langgeng dan menyentuh akar permasalahan konflik.

Dengan terbentuknya SEANWPNM, maka kawasan Asia Tenggara mempelopori pembentukan jejaring di Asia dan bergabung dengan kawasan-kawasan lain, seperti Skandinavia, Mediterania, Afrika, Arab dan Persemakmuran yang telah lebih dulu memilki jejaring mediator dan negosiator perempuan.

Secara umum, berbagai ketegangan dan konflik global dan kawasan masih minim melibatkan peran perempuan dalam mediasi. Walaupun berbagai kajian menemukan bahwa peran perempuan dapat meningkatkan keberhasilan dan keberlanjutan kesepakatan perdamaian, namun kenyataan di lapangan menunjukkan porsi peranan perempuan masih sangat minim.

Menurut Council on Foreign Relations, keterlibatan perempuan hanya mengisi 10% proses negosiasi damai di Afghanistan, 20% dalam proses politik Libya dan hampir tidak ada di dalam proses damai Yaman.

Isu Women, Peace and Security (WPS) sudah menjadi perhatian besar Menlu Retno yang merupakan Menteri Luar Negeri perempuan pertama Indonesia.

Menlu Retno banyak menyaksikan penderitaan para perempuan sebagai korban konflik saat mengunjungi pengungsi Rohingya di Cox’s Bazaar dan pengungsi Palestina di Amman. Sebagai korban konflik, mereka memiliki aspirasi sebagai agen perdamaian.

Dalam peluncuran Global Alliance of Regional Women Mediators di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-74 tahun 2019 lalu, hadir perwakilan Network Mediator dari Afrika, Mediterania, Skandinavia, dan negara-negara Persemakmuran, namun tidak ada wakil dari Asia Tenggara. Menlu RI saat itu sampaikan keinginan untuk membentuk Network di Asia Tenggara pada tahun 2020. (AT Network)

Tags: AseanGlobal AllianceSEANWPNMSoutheast Asia Network of Women Peace Negotiators and Mediators
Previous Post

Indonesia Reekspor 79 Kontainer Impor Limbah B3 ke Inggris, AS, Selandia dan Australia

Next Post

Kewajiban Neto Investasi Internasional Indonesia Melambat

Related Posts

Eks Panglima TNI Dukung AS Tolak Klaim Beijing di Laut China Selatan
News

Eks Panglima TNI Dukung AS Tolak Klaim Beijing di Laut China Selatan

February 22, 2021
Indonesia Dipercaya Pimpin Satgas ASEAN Travel Corridor Arrangement
News

Konflik Melanda Asia Tenggara – Termasuk Kudeta Militer di Myanmar; Masihkah ASEAN Relevan?

February 21, 2021
Indonesia Bangun Konsolidasi di ASEAN Demi Stabilitas Myanmar dan Kawasan
News

Indonesia Bangun Konsolidasi di ASEAN Demi Stabilitas Myanmar dan Kawasan

February 20, 2021
Indonesia Dipercaya Pimpin Satgas ASEAN Travel Corridor Arrangement
News

China Paling Agresif Membantu Negara ASEAN Selama Pandemi

February 11, 2021
Indonesia Dipercaya Pimpin Satgas ASEAN Travel Corridor Arrangement
News

Krisis Politik di Myanmar, ASEAN Tak Satu Suara

February 2, 2021
Indonesia Suarakan Minyak Nabati Berkelanjutan di JWG ASEAN-Uni Eropa
News

Indonesia Suarakan Minyak Nabati Berkelanjutan di JWG ASEAN-Uni Eropa

January 28, 2021
Next Post
Utang Indonesia Tembus Rp5.501,6 Triliun, Mengapa BI Klaim Masih Sehat?

Kewajiban Neto Investasi Internasional Indonesia Melambat

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Brantas Abipraya Raih Penghargaan dari World Safety Organization
  • Fantastis, Harga Sebuah Mangkuk China Peninggalan Abad ke-15 Bernilai Rp7,1 Miliar di AS
  • AS Blacklist Sejumlah Kementerian Myanmar
  • Cilacap Ekspor 18 Ton Udang Beku ke Jepang
  • Jokowi: Indonesia Jangan Sampai Digilas oleh Perdagangan Dunia
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.