ASIATODAY.ID, JAKARTA – Kementerian Pertahanan (Kemhan) Republik Indonesia sepakat menjalin kerja sama dengan Turkiye untuk pengadaan 12 pesawat tanpa awak atau drone untuk modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) Indonesia.
Dikutip dari keterangan tertulis Kementerian Pertahanan pada Minggu (20/8/2023), 12 unit pesawat nirawak Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Anka dari Turkish Aerospace memiliki panjang awak sekitar 8,6 meter, lebar sayap 17,5 meter, dan tinggi 3,25 meter. Drone ini mampu melesat hingga kecepatan 88 knot dengan ketahanan di udara selama 30 jam dan daya angkut mencapai 350 kilogram.
Selain itu, berat keseluruhan drone ini mencapai 1.700 kilogram. Kemhan juga menuturkan bahwa 12 pesawat nirawak ini dapat dilengkapi dengan konfigurasi perangkat dan beberapa senjata yang mumpuni dalam pertempuran. Konfigurasi perangkat dan senjata yang dapat dipasang di dalam drone buatan Turkiye ini, antara lain EO/IR SATCOM+Radio Relay, EO/IR+SATCOM+Laser Guided Smart Bombs and Missiles, EO/IR+SATCOM+SAR/ISAR/GMTI+AIS dan EO/IR+COMINT/DF+ESM/ELINT.
“Drone Anka tidak hanya memiliki banyak kemampuan, namun juga dapat dilengkapi rudal atau bom sehingga efektif mengurangi risiko korban prajurit dalam pertempuran,” demikian tulis Kemhan RI.
Adapun, nilai transaksi pembelian pesawat canggih ini mencapai US$300 juta atau setara dengan Rp4,5 triliun.
Mengutip siaran pers Turkish Aerospace, 12 drone tersebut akan dikirimkan dalam tiga sistem, 6 UAV untuk TNI Angkatan Udara, 3 UAV untuk TNI Angkatan Darat, dan 3 UAV untuk TNI Angkatan Laut.
Penandatanganan kesepakatan telah dilakukan sejak 2 Februari 2023 lalu. Kesepakatan ini juga memuat program offset dan transfer teknologi kepada industri dan universitas dalam negeri, dilanjutkan dengan konten lokal untuk perakitan akhir dan MRO.
Pembelian drone tersebut menambah catatan belanja Kementerian Pertahanan setelah pada Januari menyepakati pembelian 12 jet tempur bekas dari Angkatan Udara Qatar, Mirage 2000-5, yang turut menuai kritikan karena dinilai sebagai armada yang tua.
Selain itu, pada Februari, Indonesia menyepakati pembelian 42 jet tempur Rafale seharga US$8,1 miliar yang akan dikirimkan secara bertahap dalam beberapa tahun.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan RI mendapatkan alokasi anggaran senilai Rp135,33 triliun pada 2023. (ATN)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post