ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia menyerukan kepada seluruh negara di dunia untuk terus mendukung kinerja Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam menghadapi pandemi coronavirus (Covid-19).
Seruan ini didengungkan setelah WHO dihujani kritik dan aksi boikot aliran dana dari Donald Trump.
“Dimasa kritis menghadapi pandemi covid-19 ini, Pemerintah Indonesia meminta seluruh negara untuk tetap mendukung WHO melalui sistem multilateralisme,“ seru Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, saat memberikan pernyataan pada Pertemuan Tingkat Menteri Kelompok Alliance for Multilateralism (AoM), Kamis (16/4/2020) melalui video conference.
Sebanyak 30 negara,-termasuk Indonesia,- mengikuti pertemuan virtual tingkat Menteri AoM yang diprakarsai oleh Jerman untuk membahas pandemi covid-19.
AoM merupakan merupakan forum negara-negara yang bersifat lepas guna dibentuk untuk meningkatkan kerja sama untuk mengatasi berbagai permasalahan global.
Dalam pertemuan AoM tersebut, Menlu RI juga menyampaikan 2 poin utama yang dapat dilakukan negara untuk merespon krisis kemanusiaan yang terjadi, serta memperkuat upaya kerja sama internasional selama masa pandemi berlangsung.
Pertama, dalam menghadapi pandemi covid-19 tidak ada opsi lain bagi masyarakat internasional selain memanfaatkan WHO sebagai wadah kerjasama bagi seluruh negara anggota PBB.
Kedua, Menlu Retno menegaskan pentingnya bagi masyarakat internasional untuk menjamin agar sistem multilateral dapat memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat luas, yaitu persediaan alat medis yang esensial, alat protektif diri, obat dan vaksin.
“Untuk itu, sistem multilateral harus dapat bersifat lebih fleksibel terhadap isu terkait hak paten dan hak kekayaan intelektual dalam memproduksi alat medis, obat dan vaksin kepada negara ketiga” tutur Menlu Retno Marsudi, sebagaimana keterangan tertulis Kemlu, Jumat (17/4/2020).
Selain itu, Menlu Retno juga menekankan bahwa sistem multilateral harus dapat memfasilitasi pergerakan dan alur barang agar dapat terus menopang perdagangan dan rantai pasokan global.
Pertemuan virtual ini menghasilkan deklarasi berjudul “We need strong global cooperation and solidarity to fight COVID-19″ yang memuat berbagai elemen terkait tantangan kesehatan, ekonomi, finansial dan pencegahan pandemi covid-19. Termasuk dimensi disinformasi yang kerap kali meningkatkan risiko penyebaran penyakit dan berpotensi menghambat respon kesehatan global yang efektif dan efisien. (ATN)
Discussion about this post