ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia siap menjadi hub industri pangkalan data di Asia, menyaingi Singapura dan Hongkong.
Pasalnya, adopsi digital yang kuat di Indonesia bisa menjadi pendorong pertumbuhan industri tersebut.
Menurut Executive Vice President Divisi Wholesale Service Telkom Erik Orbandi, jumlah pengguna ponsel pintar di Indonesia yang tinggi menandakan bahwa adopsi digital masyarakat Indonesia sangat cepat dengan pasar internet yang besar.
Merujuk data We Are Social 2021, jumlah pengguna ponsel di Indonesia mencapai 345,3 juta atau 125,6 persen dari total populasi.
Angkat Tersebut lebih tinggi dari rata-rata global yang sekitar 102,4 persen. Dengan pertumbuhan Internet yang tinggi, Indonesia pun dinilai sebagai pasar pangkalan data yang potensial.
“Saat ini Indonesia banyak dipertimbangkan pemain global sebagai the next hub setelah Singapura dan Hongkong,” kata Erik dalam siaran pers, Selasa (18/1/2021).
Erik mengungkapkan, industri pangkalan data telah menarik minat pelaku bisnis lokal maupun global untuk ikut terjun dalam industri ini, baik dalam bentuk joint venture maupun investasi langsung dan pembentukan anak perusahaan.
Untuk menyambut peluang tersebut, kata Erik, Telkom memiliki pangkalan data dengan konsep ECO yang dilengkapi koneksi seamless. Pangkalan data berkapasitas besar (Hyperscale Data Center) tersebut dibangun di Cikarang.
Selain itu, Telkom juga memiliki pangkalan data Edge yang tersebar di 18 lokasi seluruh Indonesia dan 5 lokasi global.
“Ini menjadikan Data Center Telkom Group menjadi pilihan tepat dalam mendeliver layanan complete level data center,” katanya.
Di luar Indonesia, pangkalan data Telkom Group dikelola oleh Telin sebagai anak perusahaan Telkom yang bergerak di bisnis internasional.
CEO Telin, Budi Satria D. Purba mengatakan dalam pemilihan pangkalan data, perusahaan harus mempertimbangkan faktor keandalan dan keamanan.
Di samping itu, perusahaan juga mempertimbangkan aspek netralitas, lokasi, serta dukungan infrastruktur.
Menurut Budi, Telin memiliki konektivitas kabel bawah laut internasional sepanjang 207.000 ribu km di seluruh dunia yang mendukung dalam penyediaan infrastruktur untuk pangkalan data.
Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada tahun 2018 terdapat sebanyak 2.700 pangkalan data (data center) yang ada di seluruh Indonesia.
Namun, hanya 3 persen dari pangkalan data tersebut sudah membuat standar internasional dan memiliki potensi terjadinya data leaked (data bocor) sebesar 65 persen.
Saat ini, ada lebih dari 80 commercial pangkalan data di Indonesia dengan luas kurang lebih mencapai 185.000 meter persegi.
Pangkalan data tersebut tersebar di lebih dari 20 provinsi dengan total persentase yang digunakan kurang dari 60 persen serta total investasi mencapai USD500 juta. (ATN)
Discussion about this post