ASIATODAY.ID, JAKARTA – Universal Peace Federation – Asia Pasific menyelenggarakan Konferensi Kepemimpinan Internasional “Think Tank 2022” dengan tema “Toward Place on The Korean Peninsula: Peace & Security”. Konferensi ini digelar secara daring pada tanggal 7-8 Juli yang terbagi dalam 8 sesi.
Konferensi ini menghadirkan puluhan pembicara yang merupakan tokoh-tokoh pemimpin dunia dan pejabat negara.
Indonesia berkesempatan menyuarakan pandanganya melalui Dr. Jessica N.Widjaja, Kepala Delegasi W20 G20 Indonesia yang menjadi pembicara di sesi ke-6 dengan tema “Strategi Indo Pasifik yang Muncul Setelah Implikasi KTT G7 bagi Korea.”
Jessica mengungkapkan bahwa KTT G7 2021 telah menempatkan hubungan masa depan dengan China sebagai agenda utama.
“Cornwall G7 telah dibentuk untuk mengembangkan aliansi luas melawan China yang semakin agresif, dimana China telah dianggap sebagai satu kebangkitan kekuatan global,” terang Jessica melalui keterangan, Sabtu (10/7/2021).
Menurut Jessica, meskipun demikian, Korea Selatan sebagai negara undangan tidak akan menjadi bagian dari Join Statement G7.
“Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Cung Eui-yong mengatakan bahwa Korsel sangat mementingkan perkembangan kemitraan strategis bilateral dengan China,” papar Jessica.
Ketua The Grandeurs Center Indonesia ini mengatakan bahwa China dan Korsel harus mematuhi konsesnsus politik mereka.
“Posisi Korea Selatan sebelum pertemuan G7 yang berkaitan dengan China adalah untuk mencegah mereka jatuh ke dalam dilema dimana G7 dapat membujuk mereka untuk mengambil sikap lebih tegas terhadap China,” ujar Jessica.
Ia juga menjelaskan ekspansi ekonomi, politik dan militer China ke Indo-Pasifik, telah menghadapi resistensi yang meningkat dari berbagai negara.
“Setelah dampak Covid-19 dan penurunan ekonomi global, mereka yang khawatir tentang China, memiliki keinginan lebih untuk melawan ekspansinya,” ungkapnya.
Doktor yang telah menerbitkan 4 judul buku ini berpandangan bahwa, Beijing kehilangan teman karena kebijakan luar negerinya.
“Xi Jin Ping mengambil garis keras di dalam dan luar negeri, memprovokasi ketegangan dan mempengaruhi hubunganya dengan Amerika serikat juga Australia dan India,” tegas Jessica.
Selain itu, menurut Jessica, Xi Jin Ping telah mengambil kebijakan untuk mengurangi ketergantungan China terhadap ekonomi global, sehingga memberikan implikasi signifikan terhadap negara-negara lain.
“China sedang mengisolasi diri dan seakan menegaskan bahwa mereka memiliki kekuatan dan kepentingan yang besar,” urainya.
Terakhir ia menyampaikan, kerja sama militer antara Australia, Jepang dan Amerika Serikat telah terjalin dengan baik.
“Ditambah dengan partisipasi India dalam ‘NATO Pasifik’ membuat China harus mengkaji kembali kebijakannya agar tidak menambah ketegangan yang membuat Washington menjalin aliansi luas untuk melawan agresi mereka,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post