ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia-Swedia sepakat untuk menempatkan kerja sama ekonomi sebagai prioritas utama kerja sama terutama di bidang perdagangan, investasi, digital economy dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Kesepakatan itu terungkap di Forum Konsultasi Bilateral (FKB) Indonesia-Swedia ke-6 yang diselenggarakan di Jakarta (19/11/2019).
FKB merupakan mekanisme bilateral yang membahas pokok-pokok kerja sama dua negara. Delegasi RI dipimpin oleh Plt. Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kemlu, Dr. Teuku Faizasyah. Sementara delegasi Swedia dipimpin oleh Dr. Cecilia Ruthström-Ruin, Kepala Departemen Asia Pasifik, Kemlu Swedia.
“Kerja sama investasi dan perdagangan RI-Swedia mencapai titik puncak. Nilai investasi Swedia pada Q1 2019 mencapai US$ 21,8 juta yang telah melampaui nilai total investasi tahun 2018 senilai US$ 16,8 juta dan terus tumbuh,” ungkap Teuku Faizasyah, Plt. Dirjen Amerop Kemlu RI, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kamis (21/11/2019).
“Indonesia mengundang dan menfasiliasi investasi perusahaan-perusahaan Swedia untuk melipatgandakan investasinya di Indonesia, terutama remote air traffic control tower pada bandar-bandar udara perintis, perkeretaapian, inland waterways, dan transportasi multimoda,” lanjutnya.
Swedia merupakan mitra dagang Indonesia terbesar di wilayah Nordik. Volume perdagangan sepanjang 2018 mencapai US$ 866,31 juta dengan ekspor Indonesia mengalami kenaikan 7,8% dari 2017.
Produk ekspor unggulan Indonesia ke Swedia antara lain pakaian, sawit, sepatu, komponen kendaraan, furniture, peralatan listrik. Sedangkan produk impor Indonesia dari Swedia terdiri dari kendaraan bermotor, mesin, peralatan listrik, pulp, kertas.
Pada diplomasi sawit, Indonesia meminta dukungan Swedia untuk sawit berkelanjutan berdasarkan bukti ilmiah. Sebagaimana dicatatkan, ekspor sawit Indonesia sebagai bahan biofuel ke Swedia meningkat sebesar 43,2% (2018). Trend ini terus meningkat sejak tahun 2016 dan diharapkan terus tumbuh.
Pada FKB RI-Swedia ke-6 ini, Indonesia juga membahas pengembangan kerja sama digital economy untuk start up kedua negara dan usulan pendirian Nordic Innovation Center di Indonesia. Swedia dikenal sebagai Silicon Valley-nya Eropa karena memiliki start-ups yang unggul dalam bidang teknologi dan inovasi.
Selain membahas isu-isu kerja sama bilateral, kedua negara juga membahas isu-isu regional dan global yang menjadi perhatian bersama, seperti Outlook ASEAN mengenai Indo-Pasifik, perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA), dan kerja sama saling dukung untuk pencalonan di organisasi internasional.
Indonesia memiliki dua forum mekanisme bilateral dengan Swedia, yaitu Forum Konsultasi Bilateral yang pertama diselenggarakan tahun 2008 dan Dialog HAM yang terselenggara 2008—2011. FKB RI-Swedia tahun ini merupakan kelanjutan dari FKB ke-5 yang diselenggarakan di Stockholm, Swedia, 15 Desember 2017. (AT Network).
,’;\;\’\’
Discussion about this post