ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia mampu menarik investasi global melalui proyek gasifikasi batubara.
Pasalnya, proyek gasifikasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME)di Tanjung Enim menarik investasi asing dari Air Products & Chemicals, Inc. (APCI) sebesar USD 2,1 miliar atau setara Rp30 triliun. Proyek ini juga diyakini akan mengurangi ketergantungan pada impor Liquid Petroleum Gas (LPG).
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan proyek ini akan memanfaatkan atau utilisasi enam juta ton batubara per tahun atay dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun. Proyek ini juga akan mengurangi impor LPG satu juta ton per tahun sehingga dapat memperbaiki neraca perdagangan.
Selain itu, proyek ini diharapkan dapat memberikan multiplier effect antara lain menarik investasi asing lainnya. Serta mendorong penggunaan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
“Pertamina sebagai BUMN telah memformulasikan kembali strategi yang sejalan dengan arahan Pemerintah dalam pencapaian target bebas impor LPG pada tahun 2027 dan penurunan emisi karbon di tahun 2030,” kata Nicke dalam keterangan resmi, Selasa (11/5/2021).
Di sisi lain, Pertamina memahami bahwa pengembangan dan produksi DME ini berkaitan dengan isu lingkungan. Karenanya, sesuai arahan Pemerintah, Pertamina akan menjalankan proyek DME secara paralel dengan proyek Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) sehingga isu mengenai emisi karbon dapat ditekan hingga mencapai 45 persen.
Sementara itu, Direktur Utama PTBA Suryo Eko Hadianto menambahkan para pihak yang terlibat dalam penandatanganan akan bekerja keras untuk merealisasikan pembangunan proyek. Kerja sama tersebut juga menjadi portofolio baru bagi perusahaan alias tidak lagi sekadar menjual batu bara, tetapi juga mulai masuk ke produk-produk hilirisasi demi meningkatkan nilai tambah.
“Kami percaya penandatanganan pada hari ini merupakan lompatan signifikan dalam perkembangan kerja sama proyek, dan kami optimis proyek ini dapat dijalankan tepat waktu,” jelasnya. (ATN)
Discussion about this post