ASIATODAY.ID, JAKARTA – Era revolusi digital yang tengah booming di seluruh dunia, turut mempengaruhi sektor industri Film Indonesia. Statistis menunjukkan, pelaku industri film di tanah air, terpaksa harus mengubah pola jika ingin tetap berkibar.
Hal ini terlihat dari capaian keuntungan bersih salah satu produsen film di Indonesia, PT MD Pictures Tbk. Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2019, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk emiten bersandi saham FILM itu tercatat sebesar Rp21,09 miliar anjlok sebesar 73,3 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp79,01 miliar.
Tak hanya itu, pendapatan perseroan juga turun 35,58 persen menjadi Rp111,88 miliar selama paruh pertama tahun ini, dari posisi Rp173,69 miliar pada semester I/2018.
Uniknya, sumber pendapatan besar perseroan justru ditopang dari pendapatan digital dan sewa yang mengalami pertumbuhan 10,62 persen menjadi Rp43,20 miliar yoy dari posisi sebelumnya Rp39,05 miliar. Pendapatan dari sewa bangunan dan studio juga melonjak menjadi Rp20,18 miliar per Juni 2019, dari posisi Rp356,85 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun, pendapatan dari layar lebar merosot 63,36 persen menjadi Rp45,95 miliar secara tahunan dari posisi sebelumnya yang sebesar Rp125,44 miliar.
Menurut Head of Digital MD Pictures Dave Ulmer, kenaikan pendapatan di sisi digital dan sewa terjadi seiring berkembangnya revolusi digital di Indonesia. FILM yang menjadi produsen dan distributor dalam dunia hiburan pun mendapatkan berkah darinya.
“Indonesia sedang mengalami revolusi digital dan MD Pictures memimpin pasar Indonesia sebagai produser dan distributor terbesar dalam dunia hiburan, baik dalam bentuk tradisional maupun digital. Hal ini sejalan dengan konsumen milenial yang berkembang pesat,” tulisnya dalam pernyataan resmi, Kamis (1/8/2019).
Selama periode Juni hingga Juli 2019, FILM mencatatkan sekitar 6,2 juta penonton, yang merupakan salah satu jumlah penonton terbanyak di industri perfilman Indonesia. Salah satu film yang diproduksi perseroan selama periode tersebut adalah “Danur Asih”.
Selama setahun terakhir, FILM telah memproduksi sebanyak 19 film. Untuk semester ini, perseroan berencana merilis dua film blockbuster untuk layar lebar dari berbagai waralaba, yaitu “Danur 3” yang akan rilis pada bulan depan dan “Habibie & Ainun 3” yang dijadwalkan dirilis pada Desember 2019.
Per 30 Juni 2019, perseroan mencatatkan total aset sebesar Rp1,39 triliun atau naik tipis 0,72 persen yoy dari posisi sebelumnya yang senilai Rp1,38 triliun. Sementara itu, total liabilitas tercatat mengalami penurunan 31,77 persen menjadi Rp25,19 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya, yang sebesar Rp35,52 miliar.
Perseroan mengklaim secara keseluruhan, kenaikan aset dan ekuitas serta pengurangan kewajiban menunjukkan neraca keuangan yang sehat. (Lis)
,’;\;\’\’
Discussion about this post