ASIATODAY.ID, JAKARTA – Industri Financial Technology (Fintech) Indonesia tumbuh paling cepat di Asia Tenggara (ASEAN).
Demikian diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto saat meluncurkan “Indonesia Fintech Society (IFSoc)”, di Jakarta, Senin (9/11/2020).
Menurut Airlangga, industri fintech di Indonesia pada 2025 mendatang diperkirakan mampu menghasilkan USD100 miliar.
“Pada tahun 2019, laporan Google dan Temasek menunjukkan bahwa ekonomi digital Indonesia yang terbesar dengan pertumbuhan tercepat di ASEAN. Fintech memiliki peran besar dengan estimasi nilai USD45 miliar. Pada 2025 fintech diperkirakan meningkat lebih dari USD100 miliar,” jelasnya.
Airlangga memandang, pesatnya pertumbuhan fintech di Indonesia tak lepas dari meningkatnya transformasi digital masyarakat, khususnya transaksi digital, e-commerce, layanan transportasi online, distribusi barang, dan industri gamer.
“Pada tahun 2020 ini, Indonesia miliki startup Fintech terbesar. Singapura 39 persen, Indonesia 20 persen, Malaysia 15 persen, dan Thailand 10 persen. Sektor fintech ini juga merupakan sektor yang paling dinamis dan kompetitif dengan hadirnya Unicorn yaitu perusahaan rintisan yang memiliki valuasi lebih dari USD1 miliar dan juga decacorn dengan valuasi lebih dari USD10 miliar,” urainya.
Dengan perkembangan ini, Airlangga mendorong semua pihak terkait untuk terus menjaga tren positif atas pertumbuhan fintech di Indonesia, sehingga fintech bisa berperan lebih dalam penyediaan layanan keuangan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
“Digitalisasi layanan keuangan harus menjadi agenda dan tantangan bersama, termasuk soal kebutuhan infrastruktur yang lebih kuat. Kolaborasi pemerintah, akademisi, media massa, sektor bisnis, dan masyarakat diperlukan dalam hal inisiatif sektor keuangan dan teknologi finansial,” imbuhnya. (ATN)
Discussion about this post