ASIATODAY.ID, JAKARTA – Industri Pelayaran di Indonesia kini menghadapi situasi yang sangat berat ditengah pandemi global wabah coronavirus (Covid-19). Bahkan tidak sedikit pelaku bisnis ini terancam gulung tikar alias bangkrut.
Menurut Ketua Umum DPP Indonesian National Shippowners’ Association (INSA) Carmelita Hartoto, dalam situasi seperti ini, negara perlu hadir memberikan stimulus.
“Saat ini, perusahaan pelayaran nasional bisa bertahan dan tidak gulung tikar saja sudah sangat bagus. Kondisi saat ini benar-benar berat bagi pelayaran nasional,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Selasa (31/3/2020).
Secara umum kata dia, ada empat masalah riil yang dihadapi pelaku industri.
Pertama, penurunan volume kargo, baik pada ekspor impor yang terdampak seperti ke China yang menurun hingga 14-18 persen dan merembet ke negara tujuan lain, seperti Singapura dan Korea Selatan. Begitu juga pada kargo domestik terutama pada kargo penunjang ekspor impor dan distribusi nasional yang turun 5-10 persen.
Kedua, proses clearance di pelabuhan yang lebih lama karena adanya penyemprotan disinfektan kapal, pemeriksaaan kesehatan kru kapal dan pemeriksaan riwayat perjalanan kapal. Hal ini berdampak pada penambahan biaya operasional kapal.
Ketiga, kebijakan physical distancing dan work from home juga berdampak pada kinerja instansi di darat karena banyak yang membatasi jam kerja termasuk tenaga operasional di lingkungan Ditjen Hubla pada subdit-subdit terkait kepengurusan sertifikat kapal dan kesyahbandaran.
Keempat, pelayaran nasional juga mengalami kendala docking kapal. Hal ini disebabkan sejumlah galangan mengurangi jumlah pekerja di lapangan untuk meminimalisasi penyebaran Covid-19.
“Akibatnya, pekerjaan perawatan kapal-kapal yang sedang docking terkendala entah sampai kapan, dan kapal lainnya harus antre lama untuk docking dalam dua bulan terakhir. Selain itu, spare part kapal yang impor dari China terkendala sehingga lebih lama dan lebih mahal,” jelasnya.
Carmelita mengaku, kondisi ini sangat memukul sektor pelayaran nasional dan dipastikan akan berdampak pada menurunnya kinerja industri terkait lainnya, seperti kinerja logistik, asuransi, galangan, industri spare part kapal hingga ke instansi pendidikan SDM pelaut. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post