ASIATODAY.ID, MANILA – Presiden Filipina Rodrigo Duterte memutuskan memperpanjang penguncian wilayah (lockdown) ibu kota Manila terhitung mulai Selasa (1/9/2020) hari ini hingga 30 September mendatang.
Langkah ini dilakukan untuk menekan penyebaran wabah Covid-19 di negeri itu.
Duterte mengumumkan keputusan perpanjangan lockdown ini pada tengah malam tadi melalui pidato di televisi, usai Menteri Kesehatan Francisco Duque melaporkan lonjakan 3.446 kasus baru Covid-19 dengan tambahan 38 kematian.
Dengan tambahan kasus itu, maka total infeksi Covid-19 di Filipina mencapai 220.819 dengan 3.558 kematian.
Menurut Duque, kasus infeksi harian Covid-19 di Manila dan wilayah lainnya di Filipina masih relatif tinggi. Saat ini, Filipina masih menjadi negara dengan angka kasus Covid-19 tertinggi di Asia Tenggara.
Sementara itu, mantan panglima militer Carlito Galvez yang kini menjadi Ketua Gugus Tugas Nasional Covid-19 Filipina, mengatakan bahwa pemerintah terus berusaha keras meningkatkan kapasitas rumah sakit, termasuk jumlah ranjang.
“Kita perlu memperkuat fasilitas perawatan, terutama unit perawatan intensif (ICU). Ini merupakan persiapan jika ada lonjakan kasus saat kita mulai membuka kembali perekonomian negara,” ujar Galvez saat rapat gugus tugas dengan presiden, dilansir CNA.
Manila sempat melonggarkan lockdown pada 19 Agustus lalu untuk menggenjot perekonomian. Namun langkah tersebut justru memicu lonjakan jumlah infeksi Covid-19.
Filipina juga jatuh ke dalam resesi untuk kali pertama sejak 29 tahun lalu, dengan catatan terburuk di kuartal kedua tahun ini.
Sebelumnya, juru bicara presiden, Harry Roque, meminta warga untuk mematuhi protokol kesehatan demi membiasakan diri hidup berdampingan dengan Covid-19. Protokol kesehatan itu meliputi mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak sosial (social distancing), dan lainnya.
Ia mengimbau agar anak-anak, orang lanjut usia, dan perempuan hamil untuk sebisa mungkin berada di rumah selama kondisi belum kondusif. (ATN)
Discussion about this post