ASIATODAY.ID, YINCHUAN – Sebuah terobosan di bidang energi baru terbarukan (EBT) datang dari Huawei.
Melalui Solusi Smart PV (fotovoltaik), Huawei memanfaatkan teknologi digital untuk mengubah gurun tandus menjadi taman energi listrik berbasis surya yang sangat efisien, mempromosikan penggunaan energi bersih, serta menciptakan dunia yang lebih lestari.
Solusi Smart PV Huawei menggunakan teknologi untuk menyelimuti gurun pasir dengan lahan hijau, serta mengusung kehidupan baru di Ningxia. Huawei dan Baofeng akan terus memanfaatkan model baru yang memadukan sektor pertanian + PV guna menghasilkan energi baru, serta memperbaiki iklim di wilayah gurun.
Pemanfaatan Energi Bersih
Pada Oktober 2018, United Nations Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menerbitkan laporan khusus tentang dampak pemanasan global di atas 1,5°C dari jenjang praindustri.
Menurut laporan ini, alih-alih 2°C, pemanasan global yang terjaga pada level 1,5°C tak hanya sangat bermanfaat bagi manusia dan ekosistem alam, namun juga mewujudkan masyarakat yang berkelanjutan dan lebih adil.
Laporan ini juga menegaskan, guna menjaga pemanasan global pada level 1,5°C, kita perlu mewujudkan sejumlah transformasi yang “cepat dan menyeluruh” di lahan, energi, industri, serta perkotaan.
Pada 2030, emisi karbondioksida (CO2) antropogenik netto di dunia harus dikurangi sekitar 45 persen dari level pada tahun 2010, serta emisi “net-zero” harus terwujud pada 2050.
“Kita perlu memperluas penggunaan energi bersih, memanfaatkan sumber daya dan energi secara lebih efisien, serta mengembangkan infrastruktur energi yang lebih ramah lingkungan. Langkah-langkah ini berperan penting untuk mengatasi krisis energi dan perubahan iklim,” demikian laporan Huawei, dikutip Minggu (6/9/2020).
Mengubah Krisis Menjadi Peluang
Huawei dan Baofeng Group giat mengatasi berbagai kendala seperti keterbatasan energi, polusi, dan kerusakan alam. Dengan mengandalkan kekuatan teknologi, sejumlah mitra ikut mewujudkan sistem energi yang ramah lingkungan dan efisien lewat aksi nyata.
Secara historis, Distrik Binhe New pada tepi utara di Sungai Kuning, Ningxia, merupakan ekosistem yang menantang dengan hamparan gurun pasir.
Pada 2014, Baofeng Group mulai mengelola lahan yang mengalami desertifikasi seluas 107 km per segi dengan menanam alfalfa demi memperbaiki lapisan tanah. Baofeng Group lalu membudidayakan goji berry, usaha yang berakar sejak 1.000 tahun lalu di Ningxia. Budi daya goji kembali digalakkan di gurun pasir yang tandus.
Guna memanfaatkan sumber daya lahan, Huawei Smart PV, didukung Baofeng Group, membangun sistem energi surya di lahan pertanian goji yang berfungsi sebagai lahan hijau di gurun tersebut.
Budidaya goji dan teknologi smart PV telah terpadu dengan baik, dan menciptakan lapisan “rubi yang dapat dimakan” dengan hamparan sel surya berwarna biru.
Proyek ini menjadi model baru bagi pemanfaatan lahan yang melibatkan dua industri yang saling melengkapi: pertanian dan PV—model yang menghasilkan transformasi budi daya goji dan energi baru di wilayah Ningxia.
Gurun Pasir Menjadi Oase
Sistem pembangkit listrik tenaga surya akan dibangun dengan kapasitas 1 GWp, serta meliputi lahan seluas 20 km per segi. Pembangkit listrik PV berkapasitas 640 MW yang sebelumnya telah dibangun, berhasil tersambung ke jaringan listrik, serta menjadi pembangkit listrik PV dengan smart tracking yang terbesar di dunia.
Solusi smart PV Huawei memanfaatkan teknologi horizontal single-axis automatic tracking yang terkemuka di dunia. Teknologi ini menghasilkan panel surya yang mampu melacak sinar matahari seperti bunga matahari. Dengan demikian, produksi listrik meningkat drastis jika dibandingkan pembangkit listrik PV yang biasa.
Statistik Sejauh Ini
Pembangkit listrik tenaga surya sukses mengurangi tingkat penguapan kelembapan tanah hingga 30%~40 persen.
Jangkauan vegetasi bertambah 85 persen sehingga memperbaiki iklim regional secara drastis.
Baofeng PV Park menghasilkan 3,875 miliar kWh listrik (sejak tersambung ke jaringan listrik hingga 31 Juli 2020), menurunkan emisi CO2 sebesar 1,841 miliar kg, atau setara dengan menanam 80 juta pohon.
Saat selesai dibangun, proyek ini akan menghemat penggunaan 557.600 ton batubara, mengurangi emisi CO2 sebesar 1,695 juta ton, sulfurdioksida (SO2) sebesar 51.000 ton, nitrogendioksida (NOx) sebesar 26.000 ton, dan debu sebesar 462.000 per tahun.
Kinerja penurunan emisi tersebut akan menambah kapasitas lingkungan hidup sekitar 2,23 juta ton per tahun untuk pertumbuhan sektor energi di Ningxia pada masa mendatang.
Meski matahari masih menyengat kawasan ini, gurun yang sebelumnya tandus dan luas secara bertahap menjadi lautan biru dengan potensi ekonomi, serta mencerminkan masa depan dan harapan—semuanya terwujud berkat waktu dan kemajuan teknologi.
Huawei dan Baofeng memimpin transformasi budi daya goji dan energi baru di Ningxia, serta mempercepat pengembangan sejumlah teknologi, industri, bisnis, dan model baru. Model pemanfaatan lahan yang memadukan sektor pertanian + PV tak hanya mengusung kehidupan baru di Ningxia, namun juga merumuskan ekosistem baru yang menjadi tempat bagi manusia dan alam untuk hidup berdampingan, serta menambahkan ruang terbuka hijau yang baru di dunia.
Huawei ingin bekerja sama dengan lebih banyak mitra di seluruh dunia, serta giat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Huawei juga beralih menuju energi terbarukan agar manusia mewujudkan pembangunan lestari yang menghemat sumber daya, ramah lingkungan, dan rendah karbon.
“Kami akan selalu memanfaatkan kekuatan teknologi untuk mengembangkan praktik-praktik baru yang mengatasi perubahan iklim global, dan melestarikan Bumi, rumah kita semua,” (ATN)
Discussion about this post