ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia menyiapkan investasi senilai Rp15 triliun untuk membangun jembatan penghubung antara Pulau Buton dan Pulau Muna, Sulawesi Tenggara. Rencananya, proyek ini akan dikerjakan selama 4 tahun.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan Jembatan Buton-Muna dilakukan guna menumbuhkan kegiatan perekonomian serta mendukung konektivitas antar wilayah.
Menurutnya, konektivitas antar kawasan perlu terus ditingkatkan agar aliran barang, jasa, dan manusia bisa lebih lancar dan efesien.
“Dengan konektivitas yang baik, diharapkan pertumbuhan ekonomi kawasan meningkat,” kata Basuki dalam keterangan resmi, dikutip Senin (20/6/2022).
Sementara itu, Direktur Pembangunan Jembatan Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Yudha Handita Pandjirawan dalam paparannya di hadapan Komisi V DPR RI mengatakan, Jembatan Buton – Muna rencanannya akan direntangkan di atas selat Baruta-Kolagana dan dibangun di atas lahan seluas 70 hektare yang dibagi masing-masing 35 hektare di Pulau Buton dan Muna.
“Kebutuhan lahan ini antara lain untuk pembangunan jalan pendekat, rest area, fasilitas umum, wisata laut, dan kantor pengelola,” ujarnya.
Menurut Yudha, Kementerian PUPR telah menyelesaikan desain dan telah mendapat persetujuan dari Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) untuk Jembatan Buton – Muna sejak tahun 2020 – 2021.
Meskipun demikian, perlu dilakukan kembali review desain dari Independent Proof Check (IPC).
Yudha menambahkan, Jembatan Buton – Muna dengan total panjang 2.969 meter tersebut memiliki panjang bentang utama sepanjang 765 meter terdiri dari bentang jembatan pendekat Pulau Muna sepanjang 186 meter dan bentang jembatan pendekat Pulau Buton sepanjang 525 meter.
“Jembatan pendekat dan jembatan utama lebarnya 2,21 meter dengan 2 jalur, terdiri dari 4 lajur ditambah dengan 2 jalur untuk motor sehingga sudah diantisipasi untuk pergerakan traffic hingga 100 tahun ke depan,” tutur Yudha.
Hal senada disampaikan Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Infrastruktur Jalan dan Jembatan Ditjen Pembiayaan Infrastrukur PUPR Reni Ahiantini.
Dia mengatakan, sepanjang tahun 2021 sampai akhir semester I tahun 2022 telah disusun kajian melalui KPBU untuk pembangun Jembatan Buton – Muna, meliputi aspek hukum, finansial, kelembagaan, dan manajemen resiko sesuai dengan regulasi yang ada.
“Kami juga sama-sama paralel dengan Ditjen Bina Marga, tentunya yang digunakan saat ini adalah angka yang nantinya ada review dari Tim Direktorat Jembatan,” jelasnya.
Jembatan ini diproyeksi akan menjadi salah satu jembatan terpanjang di Indonesia.
Saat ini, rekor jembatan terpanjang di Indonesia masih dipegang oleh Jembatan Suramadu yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Madura dengan panjang 5,438 kilometer dan lebar 30 meter di atas Selat Madura.
Kemudian Jembatan Pasupati Jalan Layang Pasupati yang menghubungkan jalan Terusan Pasteur dan Jalan Surapati serta melewati Cikapundung. Jembatan yang menjadi ikon Kota Bandung tersebut memiliki panjang 2,8 kilometer dan lebar 21,53 meter.
Kemudian Jembatan Siak Tengku Agung Sultanah Latifah yang membentang sepanjang 1,196 kilometer dan lebar 16,95 meter di atas Sungai Siak. Jembatan ini menjadi infrastruktur penghubung Kabupaten Siak dan Kota Siak Sri Indrapura.
Kemudian Jembatan Merah Putih di Ambon membentang sepanjang 1,140 kilometer dengan lebar 22,5 meter. Jembatan ini menghubungkan Desa Rumah Tiga (Poka) di Kecamatan Sirimau pada sisi utara dan Desa Hative Kecil/ Galala di Kecamatan Teluk Ambon pada sisi selatan. Melalui jembatan ini, waktu tempuh dari Bandara Pattimura ke Pusat Kota Ambon menjadi lebih cepat.
Terakhir Jembatan Ampera Palembang, Sumatera Selatan membentang sepanjang 1,117 kilometer dengan lebar 22 meter di atas Sungai Musi serta menghubungkan daerah seberang Ulu dan seberang Ilir. Jembatan yang telah lama menjadi ikon Kota Palembang tersebut adalah jembatan tertua jika dibandingkan dengan jembatan-jembatan sebelumnya. (ATN)
Discussion about this post