ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau Holding Industri Pertambangan Badan Usaha Milik Negara BUMN Indonesia (MIND ID) terus mengejar target pembangunan pabrik baterai mobil listrik atau electric vehicle (EV) dengan kapasitas 15 Gigawatt (GW) pada 2027 mendatang.
Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso mengatakan, perseroan merealisasikan pembangunan pabrik baterai mobil listrik itu melalui PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), dengan menjadi pemegang saham mayoritas atau 51% di perusahaan patungan atau joint venture bersama perusahaan baterai EV terbesar asal China, Cotemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL).
Selain CATL, emiten dengan kode saham ANTM ini juga menggandeng perusahaan baterai terbesar asal Korea Selatan (Korsel), LG Energy Solution Ltd (LGES).
Anak perusahaan Antam yang akan menjadi perusahaan patungan dengan Ningbo Contemporary Brunp Lygend (CBL), anak usaha CATL, adalah PT Sumber Daya Arindo (SDA). Sedangkan, anak usaha Antam yang dikerjasamakan dengan LGES yaitu PT Nusa Karya Arindo (NKA). Di SDA dan NKA, Antam akan bertindak sebagai pemegang saham mayoritas sebesar 51%.
Hendi Prio Santoso menyampaikan, kemitraan strategis tersebut bertujuan untuk merealisasikan target 15 gigawatt baterai listrik pada 2027 mendatang sambil terus memantau perkembangan pasar kendaraan listrik di Indonesia.
“Artinya, antara kendaraan roda dua dan empat harus ada dulu,” jelas Hendi di Jakarta, Senin (14/8/2023).
Mega proyek baterai kendaraan listrik ini, kata Hendi, menelan investasi senilai US$12 miliar.
Selain menggandeng perusahaan baterai asal China dan Korsel, MIND ID masih terbuka dengan pihak-pihak lain. Bahkan, tidak menutup kemungkinan Antam bakal melakukan aksi korporasi ke depan.
Mengusung prinsip kemitraan strategis berupa joint venture tadi, baik CATL maupun LGES akan memiliki porsi saham di anak-anak perusahaan Antam, SDA dan NKA.
Namun, Hendi memastikan, Antam akan menjadi pemegang saham mayoritas masing-masing sebesar 51% yang diupayakan rampung sebelum Oktober 2023.
“Insyaallah, sebelum Oktober,” kata Hendi.
Sebelummya, Sekrestaris Perusahaan Antam Faisal Alkadrie menuturkan, terkait kerja sama perseroan dengan CBL, saat ini dalam proses penyelesaian condition precedence dari perjanjian CSPA.
“Direncanakan, proses CSPA akan diselesaikan pada kuartal IV-2023, termasuk di dalamnya aspek valuasi final atas nilai transaksi kerjasama. Antam akan menyampaikan keterbukaan informasi selanjutnya sesuai pemenuhan kaidah pasar modal setelah CSPA selesai,” ujar Faisal.
Sama seperti Antam, Hendi juga menekankan bahwa MIND ID harus menjadi pengendali PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Sebab, pemerintah ingin memastikan potensi nilai tambah (added value) terjadi di Indonesia setelah sejak 2014 silam pengembangannya tidak berjalan maksimal.
“Insyaallah (MIND ID) menjadi pengendali di Vale. Mohon doa dan restunya. Belum tentu 14% (saham yang diakuisisi) karena sejauh ini masih proses negosiasi,” tandas Hendi. (AT Network)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post