ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Jepang mempertanyakan komitmen Presiden Joko Widodo membentuk manajemen dan operator bersama Pelabuhan Patimban setelah terpilihnya Konsorsium CTCorp sebagai operator Pelabuhan Patimban versi Indonesia.
Menurut Minister of Economic Affairs of the Embassy of Japan Tadayuki Miyashita, Pelabuhan Patimban telah menjadi proyek simbolis hubungan kerja sama pemerintah Indonesia dan Jepang. Pembangunan ini akan memberikan kontribusi besar bagi Indonesia termasuk upaya mempromosikan ekspor, menciptakan iklim investasi yang baik, hingga pengalihan teknologi dan pengembangan SDM.
Tadayuki juga menegaskan infrastruktur (hard infrastructure) saja tidak cukup untuk meningkatkan daya saing hingga mengurangi biaya dan waktu pengiriman barang.
“Kami sudah mengetahui Pemerintah Indonesia (Kemenhub) telah menunjuk konsorsium CTCorp sebagai operator pelabuhan Patimban. Kami juga menanti agar konsorsium Jepang dan konsorsium Indonesia dapat membentuk kerja sama sebagai Indonesia-Jepang Joint Operator dalam waktu dekat sebagaimana yang sudah disepakati Presiden Indonesia dan Perdana Menteri Jepang,” ujarnya saat Public Expose Pelabuhan Patimban, Kamis (7/1/2021).
Dikatakan, konsorsium Indonesia-Jepang dapat memainkan peran penting untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan pelabuhan.
Tadayuki menekankan upaya tersebut hanya dapat terlaksana melalui manajemen operasi bersama pelabuhan untuk meningkatkan daya saing ekspor.
Selain itu, Tadayuki juga menekankan pentingnya upaya menggaet pelanggan, sebab dalam membentuk pelabuhan yang berkelanjutan dan terus meningkat, sangat penting untuk mendapatkan dukungan dan kepuasan pelanggan.
“Ini penting untuk mendapatkan penilaian yang tinggi dan reputasi yang baik dari pelanggan. Tanpa mereka pelabuhan hanya menjadi harta karun yang tak berguna,” imbuhnya.
Tadayuki memandang, pengelola pelabuhan harus tetap membangun diskusi berkelanjutan dengan pelanggan untuk mengerti kebutuhan dan keinginan mereka.
“Itu menjadi elemen kunci dalam membentuk pelabuhan yang sukses,” jelasnya.
Yang paling terakhir kata Tadayuki, hard infrastructure seperti pelabuhan sangat penting, soft infrastructure juga penting.
“Namun, reformasi institusional dan transformasi manusia menjadi faktor krusial untuk meningkatkan investasi dan daya saing. Saya berharap usaha dari hard dan soft infrastructure ini dapat memberikan kesempatan meningkatkan SDM dan mempromosikan ekspor dari Indonesia,” imbuhnya. (ATN)
Discussion about this post