ASIATODAY.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden China, Xi Jinping dijadwalkan akan bertemu Senin pekan depan.
Pertemuan akan dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antar kedua negara terkait isu Taiwan.
“Kedua pemimpin akan membahas cara untuk mengelola persaingan kedua negara secara bertanggung jawab,” kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki dalam sebuah pernyataan hari ini, Sabtu (13/11/2021).
“Secara keseluruhan, Presiden Biden akan memperjelas niat dan prioritas-prioritas AS, termasuk sikap keprihatinan kami terhadap China,” lanjutnya.
Pembicaraan virtual akan berlangsung pada Senin malam waktu Washington, yang berarti Selasa siang di Beijing.
Biden dan Xi telah berbicara melalui telepon dua kali sejak veteran Demokrat itu pindah ke Gedung Putih. Pasangan ini juga bertemu secara ekstensif ketika Biden adalah wakil presiden Barack Obama, dan Xi adalah wakil presiden untuk Hu Jintao.
Sebelumnya, Biden sempat berharap bisa bertemu Xi dalam KTT G20 di Roma. Tetapi pemimpin China itu belum pernah lagi melakukan perjalanan sejak awal pandemi Covid-19 dan lebih memilih pertemuan virtual.
“Saya mencatat berulang kali, selama 10 bulan terakhir, bahwa hubungan dengan China adalah salah satu yang paling penting dan juga paling kompleks yang kita miliki,” ujar Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
“Ini memiliki elemen yang berbeda di dalamnya – beberapa kooperatif, beberapa kompetitif dan lainnya permusuhan, dan kami akan mengelola ketiganya bersamaan,” terangnya.
Sabtu kemarin, Menlu China Wang Yi dan Blinken melakukan panggilan telepon untuk persiapan KTT. Wang mengatakan, kedua belah pihak harus bertemu ‘di tengah jalan’ untuk pertemuan ini.
Wang juga menambahkan, Washington harus berhenti mengirim ‘sinyal yang salah’ pada status Taiwan. Hubungan antara dua ekonomi terbesar dunia baru-baru ini memburuk, khususnya di Taiwan.
Washington telah berulang kali mengisyaratkan dukungannya untuk Taiwan dalam menghadapi agresi China. Padahal, Negeri Paman Sam mengatakan mereka mendukung prinsip Satu China untuk kasus Taipei dan Beijing.
Sementara itu, Negeri Tirai Bambu terus menekankan bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayah mereka. Beijing mengatakan bisa merebut Taipei untuk kembali dengan cara apapun, termasuk agresi militer. (AFP)
Discussion about this post