ASIATODAY.ID, PHNOM PENH – Perdana Menteri Kamboja Hun Sen memerintahkan militer untuk menghancurkan setiap persenjataan buatan Amerika Serikat (AS) atau menyimpannya di gudang, setelah Washington memberlakukan embargo senjata.
AS pada Rabu (8/12) memberlakukan embargo senjata atas Kamboja, dengan alasan kekhawatiran tentang hak asasi manusia dan korupsi di negara Asia Tenggara tersebut serta kegiatan China di negeri itu.
Tindakan Departemen Luar Negeri dan Departemen Perdagangan AS tersebut bertujuan untuk membatasi akses ke “artikel dan layanan pertahanan” oleh badan militer intelijen Kamboja.
“Saya memerintahkan semua unit tentara untuk segera meninjau senjata dan barang-barang militer yang dimiliki Kamboja saat ini,” kata Hun Sen dalam sebuah posting Facebook, Jumat (10/12/2021), seperti dikutip CNA.
“Kita harus menarik semua senjata dan barang militer AS jika ada, taruh di gudang atau hancurkan sebagaimana mestinya,” serunya.
“Embargo senjata AS adalah pesan peringatan kepada generasi Kamboja berikutnya yang memimpin pemerintah bahwa jika mereka menginginkan sektor pertahanan yang independen, jangan lagi gunakan senjata AS,” tegasnya.
“Banyak dari mereka yang menggunakan senjata AS kalah dalam perang,” imbuh orang paling kuat di Kamboja itu, merujuk ke Afghanistan.
Pada November lalu, Washington menjatuhkan sanksi kepada dua pejabat Kamboja atas tuduhan korupsi yang terkait dengan Pangkalan Angkatan Laut yang didanai AS.
Hun Sen adalah salah satu mitra terdekat China di Asia, dan pemerintahannya telah membongkar fasilitas di Pangkalan Angkatan Laut Ream yang sebagian dibangun dengan dana dari Amerika Serikat dan menjadi tuan rumah latihan militer AS.
Pangkalan Sihanoukville di Teluk Thailand telah menjadi masalah dalam hubungan AS-Kamboja dalam beberapa tahun terakhir, dengan Washington mencurigainya akan diubah untuk digunakan oleh China.
Hun Sen telah berulang kali membantah negaranya akan menjadi tuan rumah bagi militer China di pangkalan tersebut.
Beijing semakin memaksakan klaim teritorial di Laut China Selatan dan Laut China Timur, meningkatkan ketegangan dengan banyak negara Asia, tetapi Kamboja semakin tampak sebagai sekutu. (ATN)
Discussion about this post