ASIATODAY.ID, ALMATY – Negeri Kazakhstan sedang bergolak.
Ribuan warga turun ke jalan memprotes kenaikan harga energi di Kota Almaty, Kazakhstan, Selasa (4/1/2022) waktu setempat.
Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengumumkan keadaan darurat selama dua pekan di Almaty, kota terbesar di negara Asia Tengah itu, dan di Provinsi Mangistau di bagian barat tempat protes berubah menjadi kekerasan.
Jam malam akan diberlakukan di kedua wilayah dari pukul 23:00 hingga 7:00.
“Seruan-seruan untuk menyerang kantor pemerintah dan militer benar-benar ilegal,” kata Tokayev dalam pidato lewat video beberapa jam sebelumnya.
“Pemerintah tidak akan jatuh, tapi kami ingin saling percaya dan dialog daripada konflik.”
Saat dia berbicara, polisi di Almaty menggunakan gas air mata dan granat kejut untuk menghentikan ratusan pengunjuk rasa yang menyerbu kantor wali kota.
Aplikasi Messenger Telegram, Signal dan WhatsApp semuanya tidak tersedia di negara Asia Tengah pada hari Rabu, sementara dua situs media independen yang melaporkan protes tampaknya telah diblokir.
Protes yang lebih kecil telah terjadi sebelumnya di kota-kota di seluruh republik berpenduduk 19 juta orang sejak Minggu, 2 Januari 2022, dimulai dengan Kota Zhanaozen di Mangystau. (AFP)
Discussion about this post