ASIATODAY.ID, ALMATY – Situasi di Kota Almaty, Kazakhstan kian mencekam.
Puluhan demonstran dilaporkan tewas dan ratusan lainnya terluka dalam serangkaian kerusuhan yang terjadi pada Kamis (6/1/2022).
Pejabat kepolisian setempat mengatakan kerusuhan pecah ketika pasukan dari blok militer pimpinan Rusia di negara-negara pasca-Soviet memulai operasi mereka di negara Asia Tengah itu untuk membantu meredam kerusuhan.
Sedikitnya 13 petugas penegak hukum tewas di Almaty dan 353 orang terluka. Demikian laporan stasiun TV milik pemerintah Khabar 24.
Lebih dari 1.000 orang terluka di berbagai daerah akibat gejolak tersebut. Dari jumlah tersebut, hampir 400 dirawat di rumah sakit, dengan 62 orang dalam perawatan intensif, kata Kementerian Kesehatan, menurut Khabar 24.
Ada upaya semalam untuk menyerbu gedung-gedung administrasi, departemen kepolisian Almaty dan direktorat distrik, dan “puluhan penyerang ditindak tegas,” ujar perwakilan departemen kepolisian Almaty, Saltanat Azirbek, kepada Khabar 24.
Azirbek mendesak orang-orang untuk tinggal di rumah karena “operasi anti-teroris” dilakukan pada hari Kamis “di alun-alun Masanchi, jalan-jalan Karasai Batyr-Zhambyl dan Baitursynov, di lokasi tiga gedung administrasi.”
Suara tembakan dan teriakan terdengar dalam rekaman bentrokan Rabu malam di Almaty.
Departemen kepolisian kota memberi tahu Khabar 24 bahwa banyak senjata telah dicuri dari sebuah toko senjata. Khabar 24 yang dikelola negara juga melaporkan mayat dua petugas ditemukan dipenggal, mengutip kantor komandan Almaty.
Kekerasan ini terjadi setelah Presiden Kassym-Jomart Tokayev meminta bantuan dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), yang meliputi Rusia, Belarus, Armenia, Kazakhstan, Kirgistan dan Tajikistan, pada hari Rabu setelah protes berhari-hari di seluruh negeri atas lonjakan harga bahan bakar.
Organisasi HAM setempat menyatakan, aksi demo terjadi akibat kemarahan publik yang awalnya protes kenaikan harga bahan bakar dan kemudian meluas ke ketidakpuasan terhadap pemerintah atas korupsi, standar hidup, kemiskinan dan pengangguran di negara bekas Soviet yang kaya minyak ini.
CSTO mengatakan pada hari Kamis bahwa “kontingen penjaga perdamaian” telah mulai memenuhi tugasnya di negara itu, menambahkan bahwa pasukan Rusia sedang dipindahkan ke Kazakhstan dengan pesawat militer.
“Tugas utama Pasukan Penjaga Perdamaian Kolektif CSTO adalah melindungi fasilitas penting pemerintah dan militer, membantu kekuatan hukum dan ketertiban Republik Kazakhstan dalam menstabilkan situasi dan mengembalikannya ke bidang hukum,” demikian pernyataan tersebut. (CNN)
Discussion about this post