ASIATODAY.ID, JAKARTA – Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Adib Khumaidi mengatakan Indonesia belum mencapai puncak pandemi Covid-19 gelombang pertama.
Menurutnya, jika tak ada perubahan Indonesia dikhawatirkan akan menjadi episenter baru Covid-19 dunia.
“Apabila hal ini terus berlanjut, maka Indonesia akan menjadi episentrum Covid-19 dunia, yang mana akan berdampak semakin buruk pada ekonomi dan kesehatan negara kita,” kata Adib melalui keterangan tertulisnya, Jumat (18/9/2020).
Adib mengungkapkan, kematian ratusan dokter dan tenaga kesehatan selama pandemi Covid-19 turut menambah pekerjaan besar pihaknya untuk tetap memberikan pelayanan kesehatan yang proporsional.
Pasalnya, sampai kemarin, Kamis (17/9), dokter yang meninggal terpapar Covid-19 mencapai 117 orang.
Kasus kematian dokter terbanyak berasal dari Jatim mencapai 30 orang, disusul Sumatera Utara berjumlah 21 orang, dilanjutkan DKI Jakarta sebanyak 16 orang.
Dari total keseluruhan 117 kematian dokter di Indonesia, masing-masing terbagi menjadi tiga bagian, yakni 62 dokter umum (termasuk 3 guru besar), dokter spesialis sebanyak 53 orang (termasuk 4 guru besar), dan dua orang dokter residen.
IDI juga mencatat dari jumlah kematian masyarakat dan tenaga kesehatan di Indonesia saat ini merupakan yang tertinggi di Asia.
“Angka kematian dokter yang semakin cepat dan tajam ini menunjukkan masyarakat masih abai terhadap protokol kesehatan yang diserukan oleh para tenaga kesehatan dan pemerintah,” ujarnya.
Lebih lanjut, Adib yang mewakili seluruh tenaga kesehatan di Indonesia memahami ada kebutuhan ekonomi yang juga perlu diperhatikan selama pandemi ini. Namun, masyarakat harus tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
“Pandemi ini tidak akan pernah berakhir apabila tidak disertai peran serta semua elemen masyarakat . Dan hal ini tentunya juga akan berdampak negatif bukan hanya pada kesehatan namun juga ekonomi secara berkepanjangan,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Tim Protokol Tim Mitigasi PB IDI, Eka Ginanjar mengatakan jumlah kematian masyarakat dan tenaga kesehatan di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia selama pandemi Covid-19.
Eka menyebut hidup disiplin dengan menerapkan protokol kesehatan dan perilaku 3M yaitu selalu mengenakan masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan pakai sabun bisa menekan tingkat penularan dan kematian akibat Covid-19 di semua lapisan.
Menurut Eka, berdasaran studi ilmiah yang dipublikasikan di The Lancet, penggunaan alat pelindung diri dalam protokol kesehatan sangat membantu mencegah penularan virus.
“Menjaga jarak sekitar 1 meter dapat mencegah penularan hingga 82 persen. Kemudian penggunaan masker sesuai standar dapat mencegah penularan hingga 85 persen. Sementara itu, penggunaan face shield saja hanya mencegah hingga 78 persen,” jelasnya.
“Kasus penularan yang tak terkontrol di masyarakat akan mengakibatkan kolapsnya sistem kesehatan yang ditandai dengan tingginya tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 dan sulitnya mencari tempat perawatan,” ujar Eka. (ATN)
Discussion about this post