ASIATODAY.ID, YANGON – Konflik di Myanmar makin meluas.
Ratusan warga Myanmar terpaksa melarikan diri ke Thailand setelah pasukan junta militer bentrok dengan kelompok pemberontak.
Laporan CNA, Jumat (17/12/2021), pertempuran antara Karen National Union (KNU) dan militer pecah pada Rabu di kota Lay Kay Kaw dekat perbatasan Thailand. Bentrok ini menjadi yang pertama dalam beberapa bulan.
Potret media lokal menunjukkan pada Kamis, puluhan orang berbaris untuk menyeberangi sungai yang merupakan bagian dari perbatasan.
Seorang pejabat pemerintah Thailand di Provinsi Tak, mengatakan sebanyak 700 orang telah melintasi perbatasan. Mereka akan diberikan makanan dan tempat tinggal.
Sekretaris Jenderal di Organisasi Wanita Karen, Naw K’nyaw Paw mengatakan lebih dari 1000 telah diizinkan untuk menyeberang setelah para pemimpin masyarakat bernegosiasi dengan pihak berwenang Thailand.
“Saya mendengar tembakan senjata ringan dan artileri berat,” kata seorang penduduk setempat dari sebuah desa dekat Lay Kay Kaw.
“Lebih banyak orang telah tiba di desa kami dan ada sekitar 3000 orang yang bersembunyi di sini sekarang,” tambah penduduk tersebut.
Bentrokan itu pecah pada Rabu, sehari setelah media pemerintah melaporkan, pasukan junta memasuki wilayah KNU.
Selain itu, menangkap beberapa pembangkang, termasuk seorang mantan anggota parlemen dari pemerintahan terguling, Aung San Suu Kyi.
KNU diketahui telah menjadi penentang vokal kudeta dan memberikan perlindungan bagi para pembangkang yang bekerja untuk menggulingkan junta.
Para pejuangnya pun telah bentrok secara sporadis dengan militer Myanmar di sepanjang perbatasan Thailand.
Pada Maret, para pejuangnya merebut sebuah pos militer dan tentara membalas dengan serangan udara, yang pertama dalam lebih dari 20 tahun di negara bagian Karen.
Myanmar dilaporkan memiliki lebih dari 20 kelompok pemberontak etnis, banyak di antaranya menguasai wilayah di perbatasan negara itu. (ATN)
Discussion about this post