ASIATODAY.ID, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengungkapkan, konsep pertahanan yang dipaparkan Prabowo Subianto selama putaran kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 silam, kini menjadi visi Kabinet Indonesia Maju Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Dasco mengungkapkan hal itu dalam rangka merespon statement Presiden Jokowi, terkait tidak ada visi misi menteri, tetapi yang ada hanya visi misi presiden dan wakil presiden.
“Prabowo tidak memiliki visi dan misi sendiri sebagai menteri di Kabinet Indonesia Maju. Tetapi Prabowo akan menyusun seluruh program kerja yang akan dilaksanakan sebagai Menhan, baik jangka pendek atau panjang,” tegas Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (25/10/2019).
Menurut Dasco, ajakan Jokowi agar Prabowo menduduki kursi Menhan di Kabinet Indonesia Maju mengartikan bahwa pemerintah telah menerima konsep pertahanan yang dimiliki Prabowo.
“Konsep itu sudah disampaikan sebelumnya kepada Presiden. Bahwa kemudian kami diajak, artinya konsep kami disetujui,” terang Dasco.
Sebelumnya, Jokowi mengingatkan bahwa menteri tidak boleh memiliki visi dan misi sendiri dalam menjalankan tugasnya. Semuanya, tegas Jokowi, harus bekerja dengan mengacu kepada visi misi milik presiden dan wakil presiden.
Jokowi mengatakan itu dalam Sidang Kabinet Paripurna pertama bersama menteri dan sejumlah petinggi lembaga negara. Sidang dihelat di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/10).
“Yang pertama, ini perlu saya ulang bahwa tidak ada visi misi menteri,” tegas Jokowi.
Jokowi ingin para menteri mengingat ucapannya itu. Dia berharap semua menteri benar-benar menjalankan tugasnya sesuai dengan visi misi presiden dan wakil presiden.
Pada Pilpres 2019 silam, Prabowo pernah mengatakan bahwa pertahanan Indonesia sangat lemah, karena tak mampu perang dalam waktu yang lama. Dia merujuk dari pernyataan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.
“Menteri Pertahanan mengatakan kalau Indonesia terpaksa menghadap perang hari ini, kita hanya bisa bertahan selama tiga hari,” ujar Prabowo pada 14 Januari 2019.
Prabowo juga pernah bicara banyak soal pertahanan Indonesia yang lemah pada saat Debat Kandidat Pilpres 2019 keempat. Pada intinya, dia menganggap pertahanan Indonesia masih cenderung lemah dibanding negara lain.
Menurut Prabowo, alutsista milik Indonesia masih di bawah standar. Hal itu dilihat dari wilayah Indonesia yang begitu luas, pertahanan Indonesia jadi tergolong lemah.
“Kapal selam berapa yang kita miliki? Jenisnya berapa? Kemampuannya berapa? pesawat berapa? Kita negara seluas Eropa, berapa sky drone fighter? Kita punya peluru kendalinya berapa Pak (Jokowi)? ” tuturnya pada 31 Maret 2019.
Selain itu, anggaran untuk pertahanan juga cenderung minim dibanding negara lain.
Prabowo mengatakan anggaran untuk pertahanan selama ini hanya sebatas 5 persen dari APBN. Padahal negara lain, seperti Singapura, anggaran pertahanannya mencapai 30 persen dari APBN.
Menurut Prabowo, semua persoalan pertahanan disebabkan oleh pemerintah yang tidak punya uang. Kalaupun ada uang, malah mengalir alias bocor ke luar negeri. Akibatnya, belanja alutsista menjadi sangat terbatas. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post